TUGAS UTS
ANALISIS PENERAPAN SIE (Sistem Informasi Eksekutif) PADA PERUSAHAAN JASA EKSPORT IMPORT
(FORWARDING)
Disusun untuk memenuhi tugas UTS :
Mata kuliah : Sistem Informasi Eksekutif
Oleh :
M. Ruston Imam Rifai (4115019)
Semester / Kelas : V / E
FAKULTAS TEKNIK SISTEM
INFORMASI
UNIVERSITAS
PESANTREN TINGGI DARUL 'ULUM
JOMBANG
2017
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini dengan lancar. Penulisan laporan ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas UTS yang
diberikan oleh dosen pengampu matakuliah Sistem Informasi Eksekutif.
Laporan ini ditulis dari hasil penyusunan data-data
sekunder yang penulis peroleh dari berbagai panduan yang berkaitan dengan
perusahaan jasa eksport import. Tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada
pengajar matakuliah Sistem Informasi Eksekutif atas bimbingan dan arahan dalam
penulisan laporan ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung
sehingga dapat diselesaikan nya makalah ini.
Penulis harap, dengan membaca
laporan ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah
wawasan kita mengenai Sistem Informasi, khususnya bagi penulis. Memang laporan
ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Istilah teknologi informasi mulai
populer di akhir tahun 70-an. Pada masa sebelumnya istilah teknologi informasi
biasa disebut teknologi komputer atau pengolahan data elektronis (electronic
data processing). Teknologi informasi didefinisikan sebagai teknologi
pengolahan dan penyebaran data menggunakan perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software), komputer, komunikasi, dan elektronik digital.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peranan
teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar.
Teknologi informasi telah menjadi fasilitas utama bagi kegiatan berbagai sector
kehidupan dimana memberikan andil besar terhadap perubahan - perubahan yang
mendasar pada struktur operasi dan manajemen organisasi, pendidikan,
trasportasi, kesehatan dan penelitian.
Sistem
Informasi eksekutif sekarang merupakan salah satu area komputasi bisnis yang
termarak. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System) atau EIS
merupakan suatu sistem yang khusus dirancang bagi manager pada tingkat
perencanaan strategis. Sistem
Informasi Eksekutif merupakan suatu sistem yang khusus dirancang bagi manager
pada tingkat perencanaan strategis. EIS adalah penyediaan informasi ke manajer
senior. Dalam konteksnya, komputer diasumsikan terlibat dalam memperoleh
dan mengatur informasi (klarifikasi, analisis dan menyediakan alternatif
keputusan). Data berbentuk rekaman dalam jumlah besar tidak cocok digunakan
secara langsung. Dapat juga menjadi tidak berguna akibat terlalu padat, kurang
lengkap atau tidak siap diakses.
Dengan
adanya perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, dapat membantu konsumen
dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Sehingga dengan jasa yang di tawarkan
kepada konsumen tersebut dapat memberikan efek dan manfaat positif bagi
konsumen tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem informasi eksekutif
untuk dapat membantu para eksekutif khususnya dalam bidang jasa dalam
pengambilan suatu keputusan. Sehingga, dengan adanya sistem pendukung tersebut
akan dapat memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
penerapan Teknologi Informasi pada perusahaan Jasa Export Import (Forwarding)?
2.
Bagaimana aplikasi riil penerapan teknologi informasi Jasa Export Import
(Forwarding)?
3.
Bagaimana
Pendekatan Teknologi Informasi dengan Measurement,
Experimentation, Sharing, dan Replication?
4.
Bagaimana peranan
Teknologi Informasi dalam Manajemen Strategi pada perusahaan Jasa Export Import (Forwarding)?
5.
Bagaimana pentingnya
Divisi TI dalam Proses Bisnis Perusahaan Jasa Export Import
(Forwarding)?
6.
Bagaimana peranan CIO
dalam perusahaan?
1.3 Tujuan
1. Memahami penerapan Teknologi Informasi pada perusahaan Jasa Export Import
(Forwarding).
2. Memahami aplikasi riil
penerapan teknologi informasi Jasa Export Import (Forwarding).
3.
Memahami
Pendekatan Teknologi Informasi dengan Measurement,
Experimentation, Sharing, dan Replication.
4.
Memahami peranan Teknologi Informasi dalam Manajemen Strategik pada perusahaan Jasa Export Import (Forwarding).
5.
Memahami pentingnya Divisi TI dalam Proses Bisnis Jasa Export Import (Forwarding).
6.
Memahami peranan CIO dalam perusahaan.
1.4 Metodologi Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bab pembuka yang berisi tentang Latar
Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Batasan Masalah dan Metodologi
Penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab dua ini mencantumkan teori-teori yang berhubungan
tentang permasalahan yang akan dianalisis. Teori-teori tersebut adalah
Teknology Informasi, Sistem Informasi Eksekutif dan Perusahaan Jasa eksport
Emport.
BAB III
PEMBAHASAN
Bab tiga ini
menerangkan tentang peranan dan penerapan TI,
pentingnya divisi TI dan peranan CIO dalam perusahaan jasa eksport import.
BAB IV ANALISIS PENERAPAN SIE (Sistem Informasi Eksekutif)
Bab empat ini menjelaskan tentang analisis penerapan
SIE dalam sebuah perusahaan jasa eksport import
BAB V
PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teknologi Informasi
2.1.1 Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi
informasi (Information Technology) adalah hardware dan software, dan bisa
termasuk di dalamnya jaringan dan telekomunikasi yang biasanya dalam konteks
bisnis atauusaha. Menurut Haag dan Keen (1996), Teknologi informasi adalah
seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan
tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Menurut Martin
(1999), Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer
(perangkat keras dan perangkat lunak) yang akan digunakan untuk memproses dan
menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk
mengirim informasi. Sementara Williams dan Sawyer (2003), mengungkapkan bahwa
teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer)
dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.
Dari
defenisi di atas, nampak bahwa teknologi informasi tidak hanya terbatas pada
teknologi komputer, tetapi juga termasuk teknologi telekomunikasi. Dengan kata
lain bahwa teknologi informasi merupakan hasil konvergensi antara teknologi
komputer dan teknologi telekomunikasi. Teknologi komputer merupakan teknologi
yang berhubungan dengan perangkat komputer seperti printer, pembaca sidik jari,
CD-ROM, Prosesor, disk, dan lain-lain. Komputer merupakan mesin serbaguna yang
dapat digunakan untuk keperluan pengolahan data apa saja menjadi informasi yang
berguna. Hal ini dimungkinkan karena komputer dapat dikendalikan oleh program
yang terdiri atassederetan instruksi. Komputer akan bertindak sesuai instruksi
yang diterimanya dari program. Dengan kata lain komputer akan bertindak sesuai
keinginan pembuat program.
Teknologi
komunikasi atau telekomunikasi merupakan teknologi komunikasi jarak jauh.
Termasuk teknologi telekomunikasi yang kita gunakan sehari-hari adalah telepon,
televisi, radio, handy-talky, handphone. Dikatakan sebelumnya bahwa teknologi
informasi merupakan konvergensi antara teknologi komputer dan teknologi
telekomunikasi, saat ini teknologi telekomunikasi yang disebutkan di atas telah
dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah komputer. Sehingga beberapa
komputer dapat berkomunikasi satu sama lain dengan mudah. Inilah makna dari
kata “konvergensi” diatas.
2.1.2Komponen Teknologi Informasi
Komponen
teknologi informasi merupakan sub sistem yang terbentuk sehubungan
denganpenggunaan teknologi informasi. Untuk dapat memanfaatkan teknologi
informasi, umumnya dibutuhkan setidaknya tiga komponen utama; perangkat keras
(hardware), perangkat lunak (software), dan manusia (brainware). Untuk perangkat
telekomunikasi diasumsikan termasuk dalam komponen hardware.
a.
Perangkat keras (Hardware) disini
merupakan perangkat fisik yang membangun sebuah teknologi informasi.Contoh
perangkat keras disini misalnya, monitor, keyboard, mouse, printer, harddisk,
memori, mikroprosesor, CD-ROM, kabel jaringan, antenna telekomunikasi, dan
lain-lain.
b.
Perangkat lunak (Software) disini
merupakan program yang dibuat untuk keperluan khusus. Perangkat lunakdapat
dibagi menjadi tiga; perangkat lunak sistem,perangkat lunak bahasa pemrograman,
danperangkat lunak aplikasi. Perangkat
lunak sistem merupakan perangkat lunak yang dibuat khusus untuk dapat
mengontrol semua perangkat keras sehingga semua perangkat keras teknologi
informasi dapat bekerja dengan kompak sebagai sebuah sistem yang utuh.
Perangkat lunak sistem lebih dikenal dengan sebutansistem operasi. Misalnya: Sistem
Operasi Windows, Linux, Unix, OS/2, dan FreeBSD. Perangkat lunak bahasa pemrograman merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk
membuat programaplikasi maupun perangkat lunak sistem. Misalnya: Visual Basic,
Delphi, Turbo C, Fortran, Cobol, TurboAssembler, Java. Sementara perangkat
lunak aplikasimerupakan program jadi siap pakai yang dibuat untuk keperluan
khusus. Misalnya untuk keperluan multimedia ada perangkat lunak Jet
Audio,Windows Media Player, WinAmp, Real Player. Untuk keperluan aplikasi
perkantoran ada Microsoft Office dan Open Office yang terdiri atas beberapa
program untuk berbagai keperluan seperti pengolahan kata, angka, data, dan
presentasi.
c.
Sementara brainware atau orang marupakan pengguna, pemelihara, pembuat sistem
teknologi. Tanpa komponen ini perangkat keras dan perangkat lunak tidak akan
berarti apa-apa.
2.2 Sistem Informasi Eksekutif
2.2.1 Pengertian System Informasi Eksekutif (SIE)
Istilah
Eksekutif memang diterangkan secara bebas, Eksekutif sering dikaitkan dengan
perencanaan dan jangka panjang dan berorientasi pada kesejahteraan perusahaan.
Jika tidak ada sistem informasi eksekutif dan hanya ada sistem informasi
fungsional, manajer puncak akan menerima semua informasi dari subsistem -
subistem fungsional dan para eksekutif harus menyarikan dan mensintesiskan data
menjadi suatu bentuk yang berarti bagi mereka. Sistem informasi eksekutif
membebaskan eksekutif dari tugas tersebut. Berikut ini beberapa pandangan
tentang apa yang harus dilakukan oleh Eksekutif :
a.
Menurut Henri Fayol, semua manajer
melakukan fungsi-fungsi manajemen yang sama: merencanakan, mengorganisasikan,
menyusun staff, mengarahkan dan mengendalikan. Perencanaan sangat ditentukan
pada tingkat eksekutif, sedangkan fungsi-fungsi lain oleh tingkat yang lebih
rendah.
b.
Peran-peran manajerial Mintzberg,
semua manajer melakukan semua peran, tetapi orientasinya berbeda untuk tiap
tingkatan. Salah satu peran keputusan adalah negotiator. Salah satu contoh,
seorang manajer puncak berunding dalam menggabungkan usaha (merger), dan
manajer tingkat bawah/rendah berunding tentang tanggal penerimaan dengan
pemasok.
c.
Agenda dan jaringan Kotter, menurut
Prof. John P. Kotter dari Harvard para eksekutif mengatasi tantangan pekerjaan
mengikuti strategi tiga tahap: (a) menetapkan agenda - tujuan yang harus
dicapai perusahaan (panjang, mencegah, dan jangka pendek); (b) membangun
jaringan kerjasama diantara orang-orang yang harus menyelesaikan agenda
tersebut; (c) menetapkan lingkungan norma dan nilai yang tepat sehingga anggota
jaringan dapat bekerja mencapai agenda itu.
Sistem
informasi eksekutif juga disebut sebagai sistem pendukung eksekutif. Sistem ini
merupakan sistem informasi yang menyediakan fasilitas yang fleksibel bagi
eksekutif dalam mengakses informasi eksternal dan internal yang berguna untuk
mengindentifikasi masalah. Pemakai yang awam dengan komputer pun tidak sulit
mengoperasikannya karena sistem dilengkapi antarmuka yang sangat memudahkan
pemakai untuk menggunakannya.
2.2.2 Komponen Sistem Informasi Eksekutif
1.
Hardware (Perangkat
Keras) untuk satu lingkungan EIS, kita
harus memfokuskan pada perangkat keras yang dibutuhkan pertemuan eksekutif.
Eksekutif harus diletakkan yang pertama dan kebuthan eksekutif harus
didefinisikan sebelum perangkat keras dapat terpilih. Perangkat keras komputer
dasar diperlukan untuk suatu EIS meliputi empat komponen:
-
Input Device / alat masukan : Alat
ini mengijinkan eksekutif untuk memasuki, verifikasi, dan perbaharui data dengan
seketika.
-
Central Processing Unit (CPU) : Adalah pusat komponen karena ini dapat mengontrol komponen mesin komputer
yang lain.
-
Storage : Eksekutif
dapat mempergunakan ini secara terpisah untuk menyimpan keterangan bisnis, dan
bagian ini juga dapat membantu eksekutif mencari keterangan informasi bisnis
historis dengan mudah.
-
Output Device / alat keluaran :
Eksekutif dapat menggunkan alat ini untuk membaca rekaman visual dan sistem ini
memerlukan dukungan dan hardware komputer yang tidak begitu mahal. Alat ini
juga dapat meningkatkan akses dari keterangan EIS untuk banyak pengguna yang
lain dengan suatu perusahaan.
2.
Software (Perangkat
Lunak) Memilih perangkat lunak penting
untuk mendesain satu EIS yang efektif. Oleh sebab itu, komponen perangkat lunak
dan bagaimana cara mengintegrasikan data ke dalam suatu sistem sangatlah
penting. Perangkat lunak dasar yang diperlukan untuk satu EIS meliputi empat
komponen:
-
Teks yang mendasari perangkat lunak.
Bentuk paling umum dari teks dapat di dokumentasikan.
-
Database : Database heterogen
bercokol pada satu jangkauan spesifik Vendor dan platform komputer membuka
akses eksekutif bagi Eksekutif.
-
Dasar grafis : Grafis dapat
mengarahkan volume dari teks dan statistik ke dalam keterangan visual untuk
Eksekutif. Jenis grafis yang khas adalah: bagan gugus berkala, diagram, peta,
grafis gerak, bagan urutan, dan perbandingan mengorientasi graf (bagan balok).
-
Dasar model : EIS memodelkan data
yang mengandung data statistik rutin dan khusus, keuangan, dan analisa
kuantitatif lain.
2.2.3 Konsep
Dibutuhkan Sistem Informasi Eksekutif Pada Perusahaan Bidang Jasa
Konsep mengapa diperlukan sistem informasi eksekutif
pada perusahaan bidang jasa adalah sebagai berikut sesuai dengan keperluan :
1.
Eksternal
-
Meningkatkan persaingan perusahaan
dalam bidang jasa
-
Dengan cepat mengantisipasi
perubahan lingkungan
-
Kebutuhan untuk menjadikan lebih
proaktif
-
Kebutuhan untuk mengakses database
external
-
Meningkatkan regulasi pemerintah
Seorang
eksekutif membutuhkan informasi secara external untuk mengambil keputusan.
Eksekutif perlu memahami situasi yang berkembang di luar organisasi dalam
menentukan langkah-langkah yang akan diambil
dalam membuat keputusan. Dalam perusahaan biasanya komputer dihubungkan
dengan mainframe. Komputer ini berfungsi sebagai executive workstation. Database eksekutif
disimpan dalam piranti keras umumnya disebut harddisk yang berisi data dan
informasi yang telah diproses sebelumnya oleh komputer perusahaan. Sistem ini
memungkinkan juga pemakai menggunakan e-mail dan mengakses data dan informasi
lingkungan. Contohnya dengan adanya perubahan peraturan pemerintah yang berlaku
yang mana peraturan sebelumnya masih dilaksanakan dalam suatu organisasi,
tentunya akan memberikan dampak buruk pada organisasi .
2.
Internal
-
Kebutuhan informasi yang tepat
-
Kebutuhan perbagikan komunikasi
-
Kebutuhan mengakses data operasional
-
Kebutuhan meng-update status pada
aktifitas yang berbeda
-
Kebutuhan untuk meningkatkan
keefektifan
-
Kebutuhan untuk mengenal data
historis
-
Kebutuhan untuk mengakses data
perusahaan
-
Kebutuhan untuk informasi yang lebih
akurat
Dengan informasi internal yang diperoleh dari data
manjerial organisasi, eksekutif sangat membutuhkan dalam menentukan
kebijaksanaan. Bagaimana jadinya seorang eksekutif dalam mengambil keputusan
apabila tidak mengetahui keadaan internal organisasi yang dipimpinnya. Misalkan
dari data keuangan perusahaan tidak memungkinkan adanya penambahan peralatan
yang mestinya dibutuhkan oleh organisasi tersebut yang mana eksekutif harus
meminta data dari bagian manajerial keuangan dalam membuat keputusan.
2.2.4 Tugas
Eksekutif Pada Perusahaan Bidang Jasa
Berikut adalah tugas yang harus dikerjakan
ekeskutif khususnya dalam bidang jasa agar dalam menjalankan bisnisnya agar
dapat berjalan lebih baik kedepannya yaitu sebagai berikut:
a.
Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM)
Dimana seorang pebisnis dapat
menyelesaikan segala sesuatu melalui orang lain khsusunya dalam penjualan jasa
yang ditawarkan kepada konsumen atau bagaimana mempengaruhi orang lain (SDM)
agar dapat melaksanakan apa yang diperintahkan.
b.
Membuat Keputusan Tentang Sumber
Daya Dan Operasi
Bagaimana mengelola sumber
daya-sumber daya ekonomi dan mengelolanya menjadi lebih baik, dan pertimbangan
dengan kebijakan eksternal seperti aturan-aturan dari Pemerintah.
c.
Mengelola Keuangan Dan Pelaporannya
Dimana setiap aktifitas pemasukan
atau pengeluaran, serta harta serta
hutang dan modal, dibuat pelaporannya agar semuanya dapat termonitor dengan
baik, sehingga dapat di ketahui kerugian atau keuntungan suatu bisnis.
d.
Pengelolaan Penjualan Dan Pemasaran
Dimana kita ketahui penjualan dan
pemasaran jasa merupakan urat nadi dalam perusahaan atau bisnis khususnya dalam
bidang jasa. Tanpa kesuksesan penjualan atau pemasaran, maka perusahaan tidak
akan dapat mencapai tujuannya, yaitu laba.
e.
Mengarahkan Bisnis Untuk Masa Yang
Akan Datang
Yaitu dengan melakukan perencanaan
strategis yang merupakan piranti utama untuk pengelolaan aspek-aspek jangka
panjang dalam bisnis dan cara peningkatan produktifitas, perbaikan kualitas
serta pengelolaan informasi.
2.3 Perusahaan Jasa Eksport & Import (Forwarding)
Kegiatan jasa pelayanan logistik
mengintegrasikan usaha pelayanan forwarding dan pergudangan baik gudang berikat
maupun gudang umum serta depo kontainer ke dalam mata rantai sistem total
logistik (Total Logistik System), meliputi :
-
Jasa pengurusan dokumen ekspor/impor
-
Jasa angkutan barang
-
Jasa bongkar muat
-
asa sewa gudang/lapangan dan depo kontainer.
Peran teknologi informasi dibidang
jasa logistik. Teknologi Informasi sebagai tulang punggung manajemen supply
chain, konsep manajemen supply chain tidak dapat dipisahkan dari perkembangan
teknologi informasi (TI). Bahkan, kalau dilihat dari sejarahnya, justru
kemajuan teknologi inilah yang melahirkan prinsip
- prinsip
dasar dari manajemen supply chain. Alasannya cukup sederhana, yaitu karena
esensi dari pengintegrasian berbagai proses dan entitas bisnis di dalam domain
manajemen supply chain adalah melakukan share terhadap informasi yang dimiliki
dan dihasilkan oleh berbagai pihak .
1. Perspektif Teknis
Dilihat dari sisi teknis, ada dua fungsi dari teknologi informasi yang harus dipenuhi,yaitu:
a.
Fungsi penciptaan Aspek-aspek yang harus dapat
dilakukan oleh teknologi informasi adalah sebagai berikut :
- Teknologi informasi harus mampu
menjadi sarana untuk mengubah fakta-fakta atau kejadian-kejadian sehari-hari
yang dijumpai dalam bisnis perusahaan ke dalam format data kuantitatif. Ada dua
cara umum yang biasa dipergunakan, yaitu secara manual dan otomatis. Yang
dimaksud dengan manual adalah dilibatkannya seorang user untuk melakukan data
entry terhadap fakta-fakta relevan didalam aktivitas sehari-hari yang dipandang
perlu direkam. Misalnya catatan pengeluaran keuangan, keluhan pelanggan,
pesanan konsumen, pengeluaran barang dari gudang dan lain-lain. Sedangkan yang
dimaksud dengan cara otomatis disini adalah jika berbagai teknologi
dipergunakan sebagai alat untuk merekam fakta dan mengubahnya menjadi data
tanpa harus melibatkan unsur manusia sebagai data entry. Contohnya adalah
penggunaan barcode untuk kode barang, smart card untuk data pelanggan, scanner
untuk mencatat kendaraan dipintu gerbang kawasan.
- Teknologi harus mampu mengubah data
mentah yang telah dikumpulkan menjadi informasi yang relevan bagi setiap
penggunanya yaitu manajemen, staf, konsumen, mitra bisnis,
pemilik perusahaan, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
- Tugas teknologi informasi selanjutnya adalah mengolah informasi yang diperoleh dengan berbagai konteks organisasi yang ada menjadi sebuah knowledge yang dapat diakses oleh semua pihak di dalam perusahaan.
- Akhirnya, kumpulan dari knowledge yang diperoleh dan dipelajari selama perusahaan beroperasi akan menjadi suatu bekal “kebijaksanaan” (wisdom) yang tidak ternilai harganya. Wisdom yang diperoleh merupakan hasil dari pembelajaran sebuah organisasi yang akan menjadi identitas perusahaan dimasa mendatang.
pemilik perusahaan, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
- Tugas teknologi informasi selanjutnya adalah mengolah informasi yang diperoleh dengan berbagai konteks organisasi yang ada menjadi sebuah knowledge yang dapat diakses oleh semua pihak di dalam perusahaan.
- Akhirnya, kumpulan dari knowledge yang diperoleh dan dipelajari selama perusahaan beroperasi akan menjadi suatu bekal “kebijaksanaan” (wisdom) yang tidak ternilai harganya. Wisdom yang diperoleh merupakan hasil dari pembelajaran sebuah organisasi yang akan menjadi identitas perusahaan dimasa mendatang.
b.
Fungsi penyebaran
Terhadap entitas fakta, data,
informasi, knowledge, dan wisdom tersebut, teknologi informasi memiliki
fungsi-fungsi yang berhubungan dengan aspek penyebaran sebagai berikut :
-
Gathering. Teknologi informasi harus memiliki
fasilitas-fasilitas yang mampu mengumpulkan entitas-entitas tersebut dan
meletakannya di dalam suatu media penyimpanan digital.
-
Organising. Untuk memudahkan pencarian terhadap
entitasentitas tersebut dikemudian hari, teknologi informasi harus memiliki
mekanisme baku dalam mengorganisasikan penyimpanan entitas-entitas tersebut di
dalam media penyimpanan.
-
Selecting. Disaat berbagai pihak di dalam perusahaan
membutuhkan entitas-entitas tersebut, teknologi informasi harus menyediakan
fasilitas untuk memudahkan pencarian dan pemilihan. Teknologi portal merupakan
salah satu cara yang sedang digemari oleh perusahaan dalam memecahkan
permasalahan ini.
-
2. Perspektif Manajerial
Dilihat dari sisi bisnis dan manajerial, terutama dalam
kaitannya dengan manajemen supply chain, ada empat peranan yang diharapkan oleh
perusahaan dari implementasi efektif sebuah
teknologi informasi, yaitu :
teknologi informasi, yaitu :
1. Minimize risk
Setiap bisnis memiliki risiko , terutama berkaitan dengan
factor-factor keuangan. Pada umumnya risiko berasal dari ketidakpastian dalam
berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada diluar control
perusahaan. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia untuk mengurangi
risiko-risiko yang kerap dihadapi oleh bisnis seperti forecasting, financial
advisory, planning expert dan lain-lain. Kehadiran teknologi informasi selain
harus mampu membantu perusahaan mengurangi risiko bisnis yang ada, perlu pula
menjadi sarana untuk membantu manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi.
2. Reduce costs
Peranan teknologi informasi sebagai katalisator dalam
berbagai usaha pengurangan biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya
akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut
biasanya ada empat cara yang ditawarkan teknologi informasi untuk mengurangi
biaya-biaya kegiatan operasional yaitu :
-
Eleminasi proses. Implementasi berbagai komponen teknologi
informasi akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses-proses yang dirasa
tidak perlu. Contoh call center menggantikan fungsi layanan
pelanggan dalam menghadapi keluhan pelanggan.
-
Simplifikasi proses. Berbagai proses yang panjang dan
berbelit-belit (birokratis) biasanya dapat disederhanakan dengan
mengimplementasikan berbagai komponen teknologi informasi. Contoh order dapat
dilakukan melalui situs perusahaan tanpa perlu datang ke bagian pelayanan
order.
-
Integrasi proses. Teknologi informasi juga mampu melakukan
pengintegrasian beberapa proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan
praktis (secara langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga).
-
Otomatisasi proses. Mengubah proses manual menjadi otomatis
merupakan tawaran klasik dari teknologi informasi. Contoh scanner untuk menggantikan
fungsi mata manusia dalam meletakan dan mencari barang digudang.
3. Add Value
Peranan selanjutnya dari teknologi informasi adalah untuk
menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value
tidak sekedar untuk memuaskan pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk
menciptakan loyalitas sehingga pelanggan tersebut bersedia selalu menjadi
konsumennya untuk jangka panjang.
4. Create new realities
Perkembangan teknologi informasi terakhir yang ditandai
dengan pesatnya teknologi internet telah mampu menciptakan suatu arena bersaing
baru bagi perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai konsep e-business semacan
e-commerce, eprocurement, e-customer, e-loyalty, dan
lain-lainnya pada dasarnya merupakan cara pandang baru dalam menanggapi
mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.
Konsep menajemen supply chain
memperlihatkan adanya proses ketergantungan antara berbagai perusahaan yang
terkait di dalam sebuah system bisnis. Semakin banyak perusahaan yang terlibat
dalam rantai tersebut, akan semakin kompleks strategi pengelolaan yang perlu
dibangun. Jika diperharikan dengan seksama, didalam sebuah perusahaan ada tiga
aliran entitas yang harus dikelola dengan baik yaitu :
-
aliran produk dan jasa (flow of products and services);
-
aliran uang (flow of money);
-
aliran dokumen (flow of documents)
Yang dimaksud dengan system
informasi terpadu disini adalah sebuah system yang terdiri dari berbagai
komponen data, aplikasi, dan teknologi yang saling berkaitan untuk mendukung
kebutuhan informasi perusahaan.
Perkembangan teknologi komputer dan
telekomunikasi telah berhasil menciptakan infrastruktur informasi baru yang
dikenal dengan istilah internet. Infrastruktur ini meliputi serangkaian
jaringan elektronik yang bermanfaat dalam memfasilitasi transfer informasi dan
komunikasi interaktif, diantaranya jaringan telepon, jaringan kabel (cable
networks), jaringan selular, satelit, jaringan intra-komputer korporasi dan
bisnis. Dalam konteks bisnis, internet membawa dampak transpormasional yang
menciptakan paradigma baru dalam berbisnis, berupa digital marketing atau
internet marketing (cyber marketing, electronic marketing). Istilah
internetisasi mengacu pada proses sebuah perusahaan terlibat dalam
aktivitas-aktivitas bisnis secara elektronik (ecommerce atau e-bisnis),
khususnya dengan memanfaatkan internet sebagai media, pasar, maupun
infrastruktur penunjang. Definisi ecommerce bisa ditinjau dari 5 perspektif :
online purchasing, digital communication, service, business process, dan
market-of-one perspectives.
Eksport adalah penjualan barang ke luar
negeri dengan menggunakan sistem pembayaran, kualitas, kuantitas dan syarat
penjualan lainnya yang telah disetujui oleh pihak eksportir dan importir.
Proses ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau
komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang
secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara
pengirim maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan
internasional. Penjualan barang oleh eksportir keluar negeri dikenai berbagai
ketentuan dan pembatasan serta syarat-syarat khusus pada jenis komoditas
tertentu termasuk cara penangan dan pengamanannya. Setiap negara memiliki
peraturan dan ketentuan perdagangan yang berbeda-beda. Khusus ekspor komoditas
pertanian dan perikanan di indonesia sebagaian besar tidak memiliki ketentuan
dan syarat yang terlalu rumit bahkan pemerintah saat ini mempermudah setiap
perusahaan untuk mengekspor hasil pertanian dan perikanannya ke luar negeri.
Import adalah proses pembelian barang atau
jasa asing dari suatu negara ke negara lain. Impor barang secara besar umumnya
membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima.
Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional. Jika perusahaan
menjual produknya secara lokal, mereka dapat manfaat karena harga lebih murah
dan kualitas lebih tinggi dibandingkan pasokan dari dalam negeri. Impor juga
sangat dipengaruhi 2 faktor yakni, pajak dan kuota. Tingkat impor dipengaruhi
oleh hambatan peraturan perdagangan. Pemerintah mengenakan tarif (pajak) pada
produk impor. Pajak itu biasanya dibayar langsung oleh importir, yang kemudian
akan membebankan kepada konsumen berupa harga lebih tinggi dari produknya.
Demikianlah sebuah produk mungkin berharga terlalu tinggi dibandingkan produk
yang berasal dari dalam negeri. Ketika pemerintah asing menerapkan tarif,
kemampuan perusahaan asing untuk bersaing di Negara-negara itu dibatasi.
Pemerintah juga dapat menerapkan kuota pada produk impor, yang membatasi jumlah
produk yang dapat dimpor. Jenis hambatan perdagangan seperti ini bahkan lebih
membatasi dibandingkan tarif, karena secara eskpilit menetapkan batas jumlah
yang dapat dimpor.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penerapan Teknologi Informasi Pada Perusahaan.
Saat ini
penerapan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis
sebagai alat bantu dalam upaya memenangkan persaingan. Pembangunan Teknologi
Informasi Perusahaan dilakukan secara bertahap sebelum sebuah sistem holistik
atau menyeluruh selesai dibangun, hal tersebut disesuaikan dengan kekuatan
sumber dayayang dimiliki. Dalam penerapannya rencana strategis
TeknologiInformasi senantiasa diselaraskan dengan Rencana Perusahaan,
agarsetiap penerapan Teknologi Informasi dapat memberikan nilai bagi
Perusahaan. Mengacu kepada Arsitektur Teknologi Informasi Perusahaan
pembangunan, penerapan Teknologi Informasi yang dilakukan dikategorikan sebagai
berikut :
-
Aplikasi Teknologi Informasi yang
menjadi landasan dari berbagai aplikasi lain yang ada di dalam Perusahaan
antara lain sistem operasi, basis data, network management dan lain-lain.
-
Aplikasi yang sifatnya mendasar
(utility) yaitu aplikasi Teknologi Informasi yang dipergunakan untuk berbagai
urusan utilisasi sumber daya Perusahaan anatara lain sistem penggajian, sistem
akuntansi & keuangan dan lain-lain.
-
Aplikasi Teknologi Informasi yang
sesuai dengan kebutuhan spesifikPerusahaan terutama yang berkaitan dengan
proses penciptaan produk/jasa yang ditawarkan Perusahaan antara lain Aplikasi Properti,
Aplikasi Forwarding dan Aplikasi Pergudangan.
Departemen
IT sering kali dipandang sebelah mata karena merupakan departemen yang hanya
bisa menghabiskan uang tanpa bisa menghasilkan uang, hal inilah yang kadang
menjadi problematika tersendiri bagi departemen IT di perusahaan. Terkadang
banyak perusahaan memandang sebelah mata akan peran IT dalam menunjang proses
di Perusahaan tersebut, memang belum banyak alat ukur yang dapat digunakan
untuk mengukur seberapa besar IT berperan atau ikut andil dalam memajukan
perusahaan ?
Beberapa penerapan dari Teknologi Informasi dan
Komunikasi antara lain dalam perusahaan, dunia bisnis, sektor perbankan,
pendidikan, dan kesehatan. Dan yang akan dibahas disini adalah khusus penerapan
Teknologi Infromasi dan Komunikasi dalam Perusahaan.
Ada 5 peranan mendasar teknologi
informasi di sebuah perusahaan, yaitu:
a.
Fungsi Operasional akan membuat
struktur organisasi menjadi lebih ramping telah diambil alih fungsinya oleh
teknologi informasi. Karena sifat penggunaannya yang menyebar di seluruh fungsi
organisasi, unit terkait dengan manajemen teknologi informasi akan menjalankan
fungsinya sebagai supporting agency dimana teknologi informasi dianggap sebagai
sebuah firm infrastructure.
b.
Fungsi Monitoring and Control
mengandung arti bahwa keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial embedded di dalam setiap
fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat
memiliki span of control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya
interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan terkait.
c.
Fungsi Planning and Decision
mengangkat teknologi informasi ke tataran peran yang lebih strategis lagi
karena keberadaannya sebagai enabler dari rencana bisnis perusahaan dan
merupakan sebuah knowledge generator bagi para pimpinan perusahaan yang
dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting
sehari-harinya. Tidak jarang perusahaan yang pada akhirnya memilih menempatkan
unit teknologi informasi sebagai bagian dari fungsi perencanaan dan/atau
pengembangan korporat karena fungsi strategis tersebut di atas.
d.
Fungsi Communication secara prinsip
termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi moderen dimana
teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu
perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi.
e.
Fungsi Interorganisational merupakan
sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu oleh semangat globalisasi yang
memaksa perusahaan untuk melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan
sejumlah perusahaan lain. Konsep kemitraan strategis atau partnerships berbasis
teknologi informasi seperti pada implementasi Supply Chain Management atau
Enterprise Resource Planning membuat perusahaan melakukan sejumlah terobosan
penting dalam mendesain struktur organisasi unit teknologi informasinya. Bahkan
tidak jarang ditemui perusahaan yang cenderung melakukan kegiatan
pengalihdayaan atau outsourcing sejumlah proses bisnis terkait dengan manajemen
teknologi informasinya ke pihak lain demi kelancaran bisnisnya. Tipe dan fungsi
peranan teknologi informasi ini secara langsung akan berpengaruh terhadap
rancangan atau desain struktur organisasi perusahaan; dan struktur organisasi
departemen, divisi, atau unit terkait dengan sistem informasi, teknologi
informasi, dan manajemen informasi.
Penerapan
Teknologi Informasi dan Komunikasi banyak digunakan para usahawan. Kebutuhan
efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu
menerapkan teknologi informasi dalam lingkungan kerja. Penerapan Teknologi
Informasi dan Komunikasi menyebabkan perubahan bada kebiasaan kerja. Misalnya
penerapan Enterprice Resource Planning (ERP). ERP adalah salah satu aplikasi
perangkat lunak yang mencakup sistem manajemen dalam perusahaan, cara lama
kebanyakan
Untuk dapat mengetahui andil departemen IT di
perusahaan adalah dengan mengetahui keuntungan-keuntungan penerapan teknologi
IT di perusahaan tersebut, misalnya :
-
Yang tadinya manual menjadi otomatis,
dan hal ini mengurangi biaya untuk tenaga kerjanya, biaya untuk kertas, alat
tulis, dll.
-
Waktu mengerjakan yang lebih cepat
dengan adanya IT. Sebab dengan IT ini akan memperbendek rantai birokrasi, yang
tadinya selesai dalam 1 minggu dengan IT hanya butuh waktu 1 hari. Apabila
waktu tadi kita konversikan ke biaya maka akan mendapatkan penghematan sekian
rupiah.
-
Pengambilan keputusan yang lebih
cepat, karena dengan IT maka data yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat.
Hal ini tentu saja akan menjadikan perusahaan menjadi lebih kompetitif. Sebab
dampaknya akan sangat besar bisa jadi karena pengambilan keputusan yang lambat
sebuah perusahaan akan kehilangan banyak order.
-
Dengan penerapan teknologi IT kita
akan dapat menghemat baiaya promosi dan pemasaran, karena promosi lewat web
site akan sangat murah dan konsumen dapat melihat profil perusahaan dari mana
saja diseluruh dunia.
-
Dengan IT maka sistem akan dapat
terintegrasi disemua kantor atau perusahaan sehingga hal ini akan dapat
meningkatkan kecepatan dalam merespon sesuatu dan pihak manajemen akan dengan
cepat mengetahui kondisi perusahaannya tanpa harus berkunjung ke kantor cabang
yang jauh dan memakan biaya transportasi.
Jadi
sebenarnya penerapan IT ini akan sangat menghemat biaya di semua aspek, baik
tenaga kerja, proses, pemasaran, maupun manajemen. Dan penerapan IT ini juga
akan dapat mempercepat kemajuan perusahaan, dengan semain meningkatnya margin
perusahaan. Untuk
mengetahui secara pasti berapa keuntungan yang dihasilkan oleh IT maka Anda
dapat menghitungnya dari penghematan-penghematan yang dihasilkan perusahaan
Anda sebagai imbas dari penerapan IT dikonversikan ke Rupiah, dan
kemajuan-kemajuan yang dicapai perusahaan anda dari penerapan IT ini, maka akan
muncul angka yang cukup signifikan.
3.2 Pendekatan Teknologi Informasi dengan Measurement,
Experimentation, Sharing, dan Replication.
Semakin
besarnya kebutuhan dalam mengolah laju informasi yang semakin banyak dan cepat,
memaksa perusahaan untuk tetap terus melakukan inovasi di bidang teknologi
informasinya. Informasi-informasi yang ada harus segera diolah dan dikembangkan
agar perusahaan dapat tetap menjaga dan meningkatkan performa bisnisnya.
Teknologi
informasi merupakan sebuah katalisator untuk perubahan yang saling melengkapi,
yang memicu inovasi-inovasi baru yang saling melengkapi dalam proses bisnis,
seperti menemukan cara baru untuk meraih pelanggan, dan cara baru untuk
berkomunikasi dengan pemasok. Perubahan ini memiliki efek jangka panjang pada
kemampuan perusahaan itu sendiri dalam menciptakan barang dan jasa.
Menurut Erik
Brynjolfsson, direktur dari MIT Center untuk Bisnis Digital dan Schussel
Family Professor di MIT Sloan School of Management, teknologi informasi
dapat dimanfaatkan untuk merintis sebuah revolusi inovasi baru secara
keseluruhan, berdasarkan pada cara perusahaan dalam mengukur (measurement),
melakukan uji coba (experimentation), berbagi (sharing) dan
mereplikasi (replication) proses bisnis. Dimana keempat hal tersebut,
masing-masing mempunyai peran yang penting, dan saling memperkuat satu sama
lain. Seperti peningkatan pada pengukuran akan membuat eksperimentasi jauh
lebih berharga, dan akan menjadi lebih berharga lagi jika hasil tersebut dapat
dibagikan ke lokasi lain. Dan, pada akhirnya, jika hasil tersebut penting,
dapat direplikasi ke lokasi lain.
1. Pengukuran (Measurement)
Teknologi
informasi dapat digunakan untuk mengukur apa yang perusahaan telah lakukan.
Dimana informasi yang dihasilkan dapat digunakan oleh perusahaan agar dapat
memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang pelanggan, proses bisnis, kualitas
produk, dan kelemahan-kelemahan dalam rantai pasokannya.
2. Uji Coba (Experimentation)
Keuntungan
dari uji coba yang menggunakan teknologi informasi adalah perusahaan bisa
mendapatkan sebuah hubungan sebab akibat (causality) yang tidak bisa
ditemukan dengan hanya melakukan pengukuran dan observasi murni. Sehingga
perusahaan dapat memiliki pengetahuan untuk segera ditindaklanjuti tentang apa
yang sebenarnya terjadi dalam bisnisnya dan melihat perbedaan-perbedaan dari
inovasi yang telah dilakukannya.
3. Berbagi (Sharing)
Perusahaan
kini tidak hanya dapat berbagi data, tapi juga berbagi wawasan. Inovasi dalam
berbagi dibutuhkan oleh perusahaan agar lebih efektif dalam berbagi informasi.
Internet dan teknologi informasi yang dirancang secara unik untuk memenuhi
kebutuhan dalam berbagi dapat memudahkan perusahaan, sehingga setiap orang
tidak harus selalu bertatap muka dan menggunakan printer atau kertas secara
berlebihan dalam berbagi informasi.
4. Replikasi (Replication)
Teknologi
informasi akan membuatnya menjadi jauh lebih mudah untuk mereplikasi dan
meningkatkan proses bisnis setelah teridentifikasi. Ketiga perubahan sebelumnya
(measurement, experimentation, sharing), membantu perusahaan dalam
menemukan dan berbagi, tapi kemudian teknologi informasi memungkinkan untuk
mengambil, meningkatkan proses bisnis tersebut dan menyalinnya berkali-kali.
3.3 Peranan Teknologi Informasi Dalam
Manajemen Strategik Pada
Perusahaan.
Bagi
beberapa perusahaan, sebuah strategi IT tidak selalu pada kasus yang formal.
Walaupun dinamakan perencanaan Sistem Informasi (IS) “Strategic”, arsitektur
aplikasi, data, teknologi dan proses manajemen IS, yang terdiri dari standar
pengembangan dan pelaporan, semuanya disajikan dengan rencana, proses dan
kebutuhan dari bisnis yang ada saat ini. Tidak ada acuan atau philosofi untuk
kegunaan teknologi di perusahaan dan tidak terkesan adanya aturan yang
signifikan dalam menentukan strategi mana yang lebih efektif, menguntungkan dan
dapat dikerjakan dengan mudah.
Dalam
lingkungan konvensional, hubungan antara strategi kompetitif perusahaan dan
manfaat penggunaan IT dikembangkan melalui beberapa lapisan; dari perencanaan,
analisa dan perancangan. Dapat dipahami bila pada ligkungan sseperti ini IT
memiliki pengaruh yang kecil terhadap strategi kompetitif perusahaan. Sejalan
dengan semakin luasnya pemanfaatan IT di lingkungan bisnis, semakin terlihat
tidak ada lagi pemisahan antara IT dan Strategi kompetitif perusahaan, karena
semua strategi kompetitif harus memiliki IT sama halnya dengan memiliki
marketing, produsen dan keuangan.
Strategi IT
membantu manager untuk mendefinisikan batasan pembuatan keputusan untuk
tindakan berikutnya, tapi menghentikan dengan singkat dalam menentukan tindakan
untuk dirinya sendiri. Hal ini merupakan perbedaan mendasar antara Strategi IT
dan perencanaan IT. Strategi IT merupakan kumpulan prioritas yang menguasai
pembuatan keputusan bagi user dan proses data profesional. Hal itu merupakan
bentuk aturan framework untuk kegunaan IT dalam perusahaan, dan menjelaskan
bagaimana seorang eksekutif senior pada perusahaan akan berhubungan pada
infrastruktur IT. Perencanaan IT pada hal lain, memfokuskan pada pelaksanaan
dari Strategi IT.
Perencanaan
Strategis Sistem Informasi diperlukan agar sebuah organisasi dapat mengenali
target terbaik untuk melakukan pembelian dan penerapan sistem informasi
manajemen dan menolong untuk memaksimalkan hasil dari investasi pada bidang
teknologi informasi. Sebuah sistem informasi yang dibuat berdasarkan
Perancangan Startegis Sistem Informasi yang baik, akan membantu sebuah
organisasi dalam pengambilan keputusan untuk melakukan rencana bisnisnya dan
merealisasikan pencapian bisnisnya. Dalam dunia bisnis saat ini, penerapan dari
teknologi informasi untuk menentukan strategi perusahaan adalah salah satu cara
yang paling efektif untuk meningkatkan performa bisnis.
Strategi TI diperlukan untuk
-
Pengetahuan mengenai teknologi baru
-
Dilibatkan dalam perencanaan taktis
dan strategis
-
Dibahas dalam diskusi perusahaan
-
Memahami kelebihan dan kekurangan
teknologi
Dengan
semakin berkembangnya peranan teknologi informasi dalam dunia bisnis, maka
menuntut manajemen SI/TI untuk menghasilkan Sistem Informasi yang layak dan
mendukung kegiatan bisnis. Untuk itu, dituntut sebuah perubahan dalam bidang
manajemen SI/TI. Perubahan yang terjadi adalah dengan diterapkannya Perancangan
Strategis Sistem Informasi untuk memenuhi tuntutan menghasilkan SI yang
mendukung kegiatan bisnis suatu organisasi. Seiring dengan perkembangan zaman
dan dunia bisnis, peningkatan Perencanaan Strategis Sistem Informasi menjadi
tantangan serius bagi pihak manajemen SI/TI.
SI/TI
sebagai Enabler, Organisasi/perusahaan dituntut untuk mengaplikasikan teknologi
bukan hanya untuk menjaga eksistensi bisnisnya melainkan juga untuk menciptakan
peluang dalam persaingan. Pemahaman mengenai peran pengembangan teknologi dan
sistem informasi diperlukan untuk mengelola teknologi dan sistem informasi
dalam organisasi itu sendiri.
IT mendukung perusahaan/organisasi
di level
-
Strategik
Relevan
dengan target pencapaian jangka panjang dan bisnis secara keseluruhan
-
Taktis
Diperlukan
untuk mencapai rencana dan tujuan strategis dalam rangka melakukan perubahan
menuju sukses
-
Operasional
Proses dan
aksi yang harus dilakukan sehari-hari untuk menjaga kinerja
Terdapat 3 (tiga) teknik dalam SIE
yang menjadi pertimbangan bagi eksekutif dalam memutuskan suatu kebijakan dan
langkah strategis , yaitu :
a.
Faktor Penentu Keberhasilan
(Critical Success Factor)
Merupakan factor yang menentukan
keberhasilan dari segala jenis kegiatan yang dilakukan oleh organisasi oleh
eksekutif.
b.
Management by Exception (MbE)
Membandingkan kinerja dengan target
yang sudah ditetapkan sebelumnya, menganalisa,mempelajari factor yang
menentukan ketidaktercapainya suatu target dan mencaripemecahan masalahnya agar
dapat diperbaiki pada periode selanjutkan sehingga target yang telah ditentukan
dapat dicapai.
c.
Modal Mental
Kemampuan mengolah dan memanfaatkan
secara efektif setiap informasi yang diperolehdan dipergunakan semaksimal
mungkin dalam memutuskan dan melaksanakan suatu kebijakan.
3.4 Pentingnya Divisi TI Dalam Proses Bisnis
Sebuah
sumber utama dari ketidak efisienan dari departemen IT adalah organisasi yang
buruk dari staf dan kurangnya kejelasan peran dan tanggung jawab. Biaya dari
departemen IT yang tidak efektif umumnya besar. Organisasi IT yang buruk juga
menyebabkan deadline proyek yang tidak terpenuhi, jatuhnya service dari server
secara tidak terencana, garis service IT yang tidak jelas, dan proyek yang
tidak menguntungkan.
Umumnya
seluruh kegiatan IT dapat dibagi menjadi dua bagian dasar yaitu “operation
and infrastructure” dan “Aplication Development“. Bagian operasi
berurusan dengan penanganan sehari-hari dari lingkugan komputer dan keamanan.
Bagian Aplikasi bertanggung jawab dengan pembuatan dan pengembangan aplikasi
bisnis.
Pembangunan
teknologi informasi perusahaan dilakukan secara bertahap sebelum sebuah sistem
holistik atau menyeluruh selesai dibangun, hal tersebut disesuaikan dengan
kekuatan sumber daya yang dimiliki. Dalam penerapannya, rencana strategis
teknologi informasi senantiasa di selaraskan dengan rencana perusahaan, agar
setiap penerapan teknologi informasi dapat memberikan nilai bagi perusahaan.
Departemen IT seringkali dipandang sebelah mata karena merupakan departemen
yang hanya bisa menghabiskan uang tanpa bisa menghasilkan uang. Hal inilah yang
kadang menadi problematika tersendiri bagi Departemen IT di perusahaan. Untuk
dapat menge tahui andil Departemen IT di perusahaan adalah dengan mengetahui
keuntungan-keuntungan penerapan teknologi IT di perusahaan tersebut, misalnya
seperti:
a.
Manual menjadi otomatis, dan hal
ini mengurangi biaya untuk tenaga kerja, alat tulis, dan lain-lain.
b.
Waktu mengerjakan yang lebih
cepat dengan adanya IT.
c.
Pengambilan
keputusan yang lebih cepat, karena dengan IT maka data yang dibutuhkan dapat
diperoleh dengan cepat.
d.
Menghemat biaya promosi dan
pemasaran.
e.
Sistem dapat terintegrasi di
semua kantor atau perusahaan, dan hal ini dapat meningkatkan kecepatan dalam
merespon sesuatu dan pihak manajemen akan dengan cepat mengetahui kondisi
perusahaan.
Informasi (SI) secara umum mempunyai beberapa peranan dalam perusahaan,
diantaranya sebagai berikut:
1. Minimal Risk.
Setiap
bisnis memiliki resiko, terutama berkaitan dengan faktor-faktor keuangan.
Kehadiran teknologi informasi selain harus mampu membantu perusahaan mengurangi
resiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen
dalam mengelola resiko yang dihadapi.
2. Reduce Costs
Peranan teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha
pengurangan biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut biasanya ada empat
cara yang ditawarkan teknologi informasi untuk mengurangi biaya-biaya kegiatan
operasional yaitu:
-
Eliminasi
proses, implementasi berbagai komponen
teknologi informasi akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses-proses
yan dirasa tidak perlu.
-
Simplifikasi
proses, berbagai proses yang panjang dan
berbelit-belit (birokratis) biasanya dapat di sederhanakan dengan
mengimplementasikan berbagai komponen teknologi informasi.
-
Integrasi
proses, teknologi informasi juga mampu
melakukan pengintegrasian beberapa proses menjadi satu sehingga terasa lebih
cepat dan praktis.
-
Otomatisasi
proses, mengubah proses manual menjadi
otomatis merupakan tawaran klasik dari teknologi informasi.
3. Add Value
Menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan
value tidak sekedar untuk memuaskan pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk
menciptakan loyalitas sehingga pelanggan tersebut bersedia selalu menjadi
konsumennya untuk jangka panjang.
4. Create New Realities
Mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan, yaitu di dunia
maya. Berbagai konsep e-business semacan e-commerce, e-procurement, e-customer, e-loyalty,
dan lain-lainnya pada dasarnya merupakan cara pandang baru dalam menanggapi
mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.
3.4 Pentingnya Divisi TI Dalam Proses Bisnis
Chief
Information Officer (CIO) adalah jabatan umum diberikan kepada orang di suatu
perusahaan bertanggung jawab untuk teknologi informasi dan sistem komputer yang
mendukung tujuan perusahaan. Sebagai teknologi informasi dan sistem menjadi
lebih penting, CIO telah datang untuk dilihat di banyak organisasi sebagai
kontributor kunci dalam merumuskan tujuan strategis. Biasanya, CIO dalam
keputusan perusahaan besar delegasi teknis kepada karyawan lebih akrab dengan
rincian. Biasanya, seorang CIO mengusulkan teknologi informasi suatu perusahaan
perlu untuk mencapai tujuannya dan kemudian bekerja dalam anggaran untuk
melaksanakan rencana tersebut. Biasanya, seorang CIO terlibat dengan
menganalisis dan proses pengerjaan ulang bisnis yang ada, dengan mengidentifikasi
dan mengembangkan kemampuan untuk menggunakan alat-alat baru, dengan membentuk
kembali infrastruktur fisik perusahaan dan akses jaringan, dan dengan
mengidentifikasi dan mengeksploitasi sumber-sumber pengetahuan perusahaan.
Banyak CIO menuju upaya perusahaan untuk mengintegrasikan Internet dan World
Wide Web ke kedua strategi jangka panjang dan rencana segera bisnis.
Keunggulan
posisi CIO telah meningkat sangat sebagai teknologi informasi telah menjadi
bagian yang lebih penting dari bisnis. CIO dapat menjadi anggota dari dewan
eksekutif organisasi. Sementara pekerjaan CIO judul dimulai di Amerika Serikat,
secara perlahan menggantikan Direktur TI sebagai judul TI eksekutif senior di
Eropa dan Asia.
Meskipun
tidak ada kualifikasi khusus yang khas dari CIO pada umumnya, secara historis
banyak CIO memiliki gelar dalam ilmu komputer, rekayasa perangkat lunak, atau
sistem informasi. CIO semakin mendapatkan gelar MBA untuk memperkuat bisnis
mereka keterampilan manajemen. Baru-baru kepemimpinan CIO 'kemampuan, ketajaman
bisnis dan perspektif strategis telah mengambil diutamakan daripada
keterampilan teknis. Sekarang sangat umum bagi CIO untuk diangkat dari sisi
bisnis organisasi, terutama jika mereka memiliki keterampilan manajemen proyek.
Disinilah
CIO dituntut perannya. CIO harus bisa membuat suatu perusahaan mendapat profit
margin yang besar akibat adanya perubaha-perubahan teknologi, pasar dan
regulasi yang membawa dampak perubahan perilaku bisnis.
Menurut Indra Utoyo, Direktur
Teknologi Informasi/CIO PT Telkom Tbk, CIO memiliki peran dalam mengeliminasi
kompleksitas dengan memilih teknologi yang bisa mendukung sasaran kegiatan
bisnis. Dan hal itu dimulai dari praktek-praktek manajemen, bukan dari
teknologinya.
Menurut
Presiden Direktur IBM Indonesia Betti Alisjahbana, peran CIO sekarang adalah
menjadi TI pemberdaya dan katalis inovasi. Tujuannya adalah untuk menentukan
arah bisnis strategis dan menawarkan ide-ide baru serta menyejajarkan TI
sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat bisnis. Jadi, peran CIO berubah
dari business support menjadi business enabler3
Pentingnya
teknologi memperkuat peran CIO dalam perusahaan. Para CIO diharapkan dapat
mendapatkan data dan insight dengan memanfaatkan teknologi sehingga bisa
memberi sumbangsih pada pengembangan bisnis perusahaan. Dengan tuntutan ini,
CIO menjadi sangat berpengaruh pada keputusan yang diambil dalam sebuah
perusahaan.
BAB IV
ANALISIS PENERAPAN SIE (Sistem Informasi Eksekutif)
4.1 Analisis Penerapan Sie Dalam Perusahaan Jasa Eksport
Import
Eksekutif
adalah manajer tingkat yang lebih rendah yang berada pada tingkat yang lebih
atas.
Martineau
mengatakan bahwa pekerjaan manajer akan berubah secara drastis jika ia telah
menjadi manajer puncak (eksekutif), dan manajer tersebut harus menyesuaikan keadaan
atau perubahan tersebut.
Perusahaan
yang hanya menggunakan Sistem Infromasi Organisasi maka manajer puncak akan
menerima seluruh informasinya dari subsistem fungsional dan manajer tidak perlu
menyaring dan mensisntesa data yang menjadi bentuk berarti baginya. Sebagai
cara untuk meringankan manajer tersebut dalam melakukan pekerjaannya maka
diciptakannya Sistem Informasi Eksekutif.
4.2 Analisis SWOT
1.
Strenght (Kekuatan)
-
Dapat mempermudah para eksekutif
perusahaan jasa dalam pengambilan suatu keputusan.
-
Memfasilitasi pencapaian tujuan
perusahaan
-
Memudahkan akses atas
informasi-informasi yang ada dalam perusahaan
-
Membuat user semakin produktif
-
Menghemat waktu
-
Menghasilkan competitive advantage
-
Memberikan antisipasi yang cepat
terhadap suatu masalah atau kesempatan yang terjadi didalam perusahaan
-
Menemukan penyebab dari suatu
masalah
-
Menemukan kebutuhan-kebutuhan
eksekutif.
2.
Weakness (Kelemahan)
-
Jika pada perusahaan jasa kecil akan
mengeluarkan biaya untuk dapat mengimplementasikan SIE.
-
Memiliki fungsi yang terbatas, tidak
dapat melakukan perhitungan kompleks.
-
Pada perusahaan kecil mungkin
membutuhkan biaya lebih untuk membuat implementasi.
-
Karena sistemnya besar, sehingga
sulit untuk mengaturnya.
-
Pembuatannya harus dapat memenuhi
kebutuhan informasi bagi eksekutif senior.
-
Eksekutif mungkin menghadapi beban
terlalu berat untuk membuat keterangannya.
3.
Opportunity (Peluang)
Sistem Informasi Eksekutif harus ada
pengembangan terhadap sistem yang ada sekarang karena teknologi menjadi
investasi yang sangat penting sekalikedepannya sebagai sarana dalam membantu
operasional perusahaan.
4.
Threat (Ancaman)
-
sistem informasi merupakan teknologi
yang dinamis sekali dan bergerak sangatcepat mengikuti perkembangan
-
Tanpa adanya system eksekutif
informasi yang memadai, maka laju perkembangan suatu organisasi akan terhambat
dan tidak mampu bersaing dengan competitor.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Pengertian Sistem Informasi Eksekutif adalah Merupakan
suatu sistem yang menyediakan informasi bagi Eksekutif mengenai kinerja
keseluruhan perusahaan, informasi dapat diambil dengan mudah dan dalam berbagai
tingkat rincian dan memudahkan serta mendukung keterangan dan pembuatan
keputusan kebutuhan dari eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan akses
terhadap keduanya internal dan eksternal keterangan relevan untuk bertemu gol
strategis dari organisasi. Ini biasanya dipertimbangkan sebagai satu bentuk
dikhususkan dari satu sistem mendukung keputusan (DSS).
Sistem
informasi eksekutif dalam bidang jasa adalah
satu jenis dari manajemen informasi dalam bidang jasa untuk memudahkan
dan mendukung keterangan dan pembuatan keputusan kebutuhan dari eksekutif
senior dengan menyediakan kemudahan akses terhadap keduanya internal dan eksternal,
sehingga akan dapat mempercepat pelayanan dalam melayani kebutuhan konsumen terhadapa jasa yang ditawarkan
perusahaan tersebut.
Seorang
eksekutif membutuhkan informasi secara external untuk mengambil keputusan.
Eksekutif perlu memahami situasi yang berkembang di luar organisasi dalam
menentukan langkah-langkah yang akan diambil
dalam membuat keputusan. Begitupun informasi internal yang diperoleh
dari data manjerial organisasi, eksekutif sangat membutuhkan dalam menentukan
kebijaksanaan.
Tugas-tugas
yang dilaksanakan eksekutif diantaranya mengelola SDM, membuat keputusan sumber
daya dan operasi, mengelola keuangan dan pelaporannya, pengelolaan penjualan
dan pemasaran, serta mengarahkan bisnis untuk masa yang akan datang.
Kelebihan
SIE pada bidang jasa diantaranya dapat mempermudah para eksekutif perusahaan
jasa dalam pengambilan suatu keputusan. Sedangkan kelemahannya yaitu pada
perusahaan jasa kecil akan mengeluarkan biaya untuk dapat mengimplementasikan
SIE.
DAFTAR
PUSTAKA
0 Response to "ANALISIS PENERAPAN SIE (Sistem Informasi Eksekutif) PADA PERUSAHAAN JASA EKSPORT IMPORT (FORWARDING)"
Post a Comment