23 - Juni




Raja siang terlihat melingkar garang diangkasa, bola api itu menyala dengan congkak, berwarna kuning silau memancarkan milyaran lidah api yang menjilat jilat, dan cahanya yang telah menempuh jarak jutaan tahun cahaya telah menerobos mendidihkan seisi jagad, sementara diatas sana tampak gumpalan awan sang pasukan putih seperti puluhan ekor biri biri berarak menuruti arah tendangan angin, disisi lain sang bayu berhembus syahdu, menelisik tiap ranting ranting kering yang telah rapuh, sehingga menghasilkan suara siulan yang haru, 

Pandanganku lekat pada pohon Muntingia calabura depan teras sekolah. bergoyang lunglai menyedihkan, sama halnya dengan nasib pohon mangga dan pohon palm disampingnya, mereka serempak melambai lambai seakan ingin menyerah atas kejamnya sinar matahari yang bukan main panasnya pada siang itu, dan disini aku terkulai di salah satu bangku dalam kelasku, aku sandarkan kepalaku diatas lipatan tanganku yang bertumpu diatas meja. 
 
siang ini benar benar panas, meruntuhkan sisa semangatku, membuat seisi kelas TKJ ini meradang. sekarang saatnya pergantian jam pelajaran, pelajaran yang membosankan seperti biasanya.
tapi tiba tiba saja lewat jendela aku melihat mobil kijang dengan warna cat hitam meluncur licin masuk kelapangan sekolah, debu kering semburat berterbangan di udara, sampai membuat udara sekitar keruh menyelemuti mobil tua itu, lalu perlahan udara bercampur debu itu surut, diikuti dengan pintu mobil yang mulai terbuka, terlihat sekelompok anak menuruni mobil itu dengan lelah, sepertinya mereka baru saja menempuh jarak yang lumayan jauh, tapi aneh,,seragam mereka hampir mirip dengan seragam SMK ku,  hari ini adalah hari rabu, merupakan hari dimana seragam khas sekolahku di kenakan, sebuah seragam dengan atasan berwarna hijau dengan motif kotak kotak putih kekuningan, kemudian segerombolan bocah-bocah itu mendekati kelas kami, di belakangnya tampak seorang laki laki jangkung berkulit putih yang tampan, dinilai dari penampilanya sudah bisa kupastikan dia adalah guru dari segerombolan anak itu,setiba di depan kelas dengan lancang nya mereka membuka pintu kelasku.

Dengan cengar cengir guru muda itu berdiri, pria muda itu mungkin agak terkesan dengan sekumpulan orang udik seperti kami. Dia memang pria muda yang tampan. Ia terlihat kalem dengan setelan kemeja hitam yang dia pakai, kumis dan janggutnya tipis dan dipangkas rapi, bisa kupastikan dia masih berusia antara dua lima_an. Sejurus dia tersenyum simpul dan menebar pandangan ke arah kanan dan ke kiri, aku tetap tidak mengerti siapa dan apa tujuan mereka kemari, aku memandang orang itu dengan malas sambil mengaduk rambutku. beberapa murid itu kemudian masuk kelas.

Murid murid itu masuk kelas dengan teratur, kemudian berjajar membentuk barisan yang rapi, suasana kelas mulai gaduh, kawan kawanku yang terbiasa dengan adat istiadat pasar ayam berteriak teriak menggoda murid murid itu. Aku semakin jengkel karena aku harus lebih menajamkan telingaku demi mendengar pidato pak guru itu karena suaranya terdengar timbul tenggelam ketika dia memperkenalkan namanya dan nama sepuluh anak yang dibawanya. Sebelumnya ia menjelaskan Rupanya mereka ini adalah murid murid dari sekolah SMK cabang dari SMK kami yang ada di madiun. Maksud mereka kemari adalah sekedar ingin memperkenalkan diri dan mengumumkan jika mereka adalah bagian dari kami, dan nanti sewaktu UAN berlangsung, mereka akan melaksanakanya disini bersama kami. Karena keadaan yang semakin gaduh aku jadi enggan untuk lanjut menyimak nama nama mereka ketika disebutkan persatu, aku kembali tenggelam dalam lipatan tanganku.
Dan lucunya Aku hanya mengingat satu nama dari sepersekian anak yang dikenalkan. Satu nama yang sangat membekas dalam ingatan dan hatiku, karena disiang yang panas dan berisik itu, sebuah sinar jernih dari mata salah seorang gadis diantara mereka telah berhasil menerobos dinding hatiku yang telah lama kosong. 

Waktu itu samar-samar aku mendengar nama Erwin,,Erwin puji astuti tepatnya. awalnya aku kira dia seorang anak laki laki,,tapi ternyata, dia adalah seorang gadis, dari jauh aku mengamati gadis itu,,rupanya dia seorang gadis manis bertubuh mungil, gadis itu menunduk malu ketika namanya disebutkan. Aku geli melihatnya membuang pandangan kesamping menundukan kepala dan menggerak gerakan kakinya, sementara jemarinya meremas remas. dia gadis yang lucu. Tingkahnya sangat lugu. Entah mengapa aku mulai suka mengamati wajah gadis itu, gadis itu tetap menunduk sambil menggigit bibirnya sendiri, aku sempat mendapati sebuah tai lalat dipipi kirinya,,hanya itu yang mampu kurekam dalam ingatan.

Setelah kesepuluh murid itu selesai diperkenalkan, sekarang giliran kami yang memperkenalkan diri, guru muda itu menyuruh menyebut nama kami masing masing secera berurutan mulai dari bangku depan yang paling ujung. Aku mulai didera rasa bingung, aku sempat membuat komitmen dengan diriku sendiri, jika aku tidak ingin gadis lucu itu tau nama asliku terlebih dahulu. Aku hanya belum siap.

 aku berpikir keras,,aku memilih penggalan nama dari bagian nama lengkapku,,,dalam waktu yang kritis itu aku telah menyiapkan nama agus,,iman dan syah,,,,
Saking bingungnya aku,,,aku tidak tau jika ketika itu sudah giliran bagiku menyebutkan nama,,aku menunduk kebingungan seakan tuli dan hilang kesadaran,,,,tapi kemudian sebuah pukulan lirih dibahu segera menyadarkanku, dengan terbata aku berkata
“,sss syah,,,,syah,,, ,,syahroni,,,,saya syahroni pak..!!,”     
  Sebetulnya tadi ketika aku tertunduk aku mulai teringat dengan nama salah seorang kawan sekelasku, dia syahroni namanya, dia adalah laki laki hitam bertubuh dempal,,namun sangat pendiam, dia laki laki yang unik, dia takut berhadapan dengan wanita,
Syahroni hanya bisa melirik dan tersenyum kepadaku, merasa dirinya hanya bisa pasrah menjadi korban dari keusilanku. 

Berselang satu jam pak guru muda itu bersosialisasi dengan kami dan sekarang tiba bagi mereka untuk berpamitan, dalam hati aku berkata, kenapa dia terlalu cepat kembali ke madiun,,kenapa kedamaiaan yang tengah kudapat terasa amat singkat kurasakan. Terbersit keinginan untuk mencegahnya pulang tapi percuma, mereka mulai mengucapkan salam dan berjalan keluar kelas, lewat kaca jendela kelas yang buram karena debu aku melihat gadis lucu itu berjalan menjauhi kelas dan langsung masuk ke dalam mobil hitam itu lagi. deru mesin terdengar,,,asap hitam berterbangan,,dan mereka beranjak pergi. Siang yang panas itu ditutup dengan rasa sesak didalam hati.

Aku berharap akan bertemu dengan gadis lucu itu lagi sewaktu ujian kopetensi keahlian. Tapi aku mulai resah,,karena ujian itu masih lama, hanya dengan modal keyakinan dan rindu yang mendendam,aku menanti saat itu dengan perasaan cemas.

            Hari demi hari berganti,,,waktu yang kunanti selama ini akhirnya tiba juga, ujian kopetensi keahlian (UKK) rencananya akan dilaksanakan tiga hari lagi, hari ini jumat dan UKK nya akan dilaksanakan hari senin. Aku mulai sibuk belajar mengenai pembahasan UKK, aku sempat mendengar berita dari anak asrama jika malam ini anak anak madiun dulu akan bertandang lagi kemari. Mereka akan menetap di asrama selama beberapa minggu. Aku cukup lega mendengar kabar baik itu. Aku yakin aku akan bertemu dengan erwin si gadis lucu yang selama ini kunanti, tapi rupanya sial,,,aku sama sekali lupa dengan wajahnya, aku hanya ingat tai lalat itu, aku hanya ingat namanya tapi lupa akan parasnya yang cantik nan rupawan itu. 

Pada hari kedua mereka disini,,aku sepakat dengan semua teman sekelasku bahwa kita dan mereka harus bisa menjadi satu,,dan demi mewujudkanya,,malam itu kita mengadakan belajar bersama di lab komputer,,izin dan wewenang lab itu telah diberikan penuh kepada kami demi kelancaran UKK kami.
Aku berharap dengan belajar bersama ini aku bisa lebih mudah menemukan nama erwin, meskipun aku lupa wajahnya, namun setidaknya aku masih mengingat namanya.

Waktu itu kita telah mengatur metode belajar kami, bahwa kami akan di mix dengan anak madiun dan mojokerto yang barusaja menyatakan diri untuk ikut bergabung juga dengan sekolah kami.
Kebetulan waktu itu aku mendapat pasangan dua orang perempuan dari madiun,,,hampir saja aku tidak bisa mengerem lidahku untuk menanyakan dimana gadis dengan nama erwin kepada kedua gadis itu,,untung saja nyaliku tumpul duluan.

Aku mengajari mereka langkah demi langkah dalam menginstal sistem operasi berbasis linux untuk keperluan setting proxy server,,karena sebelumnya aku sudah menguasainya,,
Aku mulai di dera rasa bosan,,jam dinding yang tergantung di dinding kusam lab ini menunjukan pukul sembilan,,,mataku mulai terasa berat,,sementara dua gadis ini masih sibuk dengan settinganya,,aku menghibur diri dengan menancapkan flashdisk. aku berniat memutar koleksi lagu lagu dari band rock superman is dead,,waktu itu aku memilih tembang yang berjudul jadilah legenda dari album sunset ditanah anarki. Aku hafal semua judul dan album band SID karena sejujurnya aku adalah salah seorang fansbase mereka, mereka menyebut kami OUTSIDER,,,,

Ketika musik telah berputar aku tak sanggup menahan mulutku untuk ikut bernyanyi,,aku bernyanyi sangat lirih agar dua gadis sebelahku tidak merasa terganggu,,tetapi anehnya,,malah salah seorang dari gadis ini juga ikut bernyanyi bersamaku,,dia ini mungkin seorang ladyrose pikirku,,,ladyrose adalah sebutan fansbase SID perempuan.

Aku merasa senang sekaligus bangga ada seorang ladyrose duduk disampingku. Rasanya ingin sekali aku mengenalnya lebih jauh. Karena aku mulai tau dia suka band SID aku memutarkanya sebuah lagu romantis yang diciptakan khusus untuk para lady rose, lagu ini dibawakan secara akustik oleh drumer SID bernama jerinx,,dengan judul lady rose dan malam itu seperti terasa aroma romansa yang kental ketika lagu itu berputar.

Pada saat akan pulang aku menghampiri kawan kwan baruku dari madiun,,diantaranya ada aam, veri, heru, udin, dan amad,,,ketika kuhampiri mereka sedang memperdebatkan sesuatu,,tampak jelas wajah aam yang tegang,,aku tak mengerti apa yang tengah menimpa mereka,,tapi sejurus aam menepuk pundak teman temanya dan merekahkan senyum ketika menyadari aku mendekati mereka,
Kami ngobrol ngobrol sambil bercanda waktu itu,,karena waktu sudah sangat larut aku minta diri kepada mereka, tak lupa aku meminta semua nomor mereka,,,barangkali ada yang penting pikirku,,
Sepulang dari lab,,aku membanting diri dikasur,,,punggungku rasanya mau patah,,,rasa lelah yang memberatkan persendian agaknya mulai berkurang,,
Hmmm,,,rasanya aku masih penasaran dengan gadis lady rose tadi,,,kuraih ponselku dan segera mengirim pesan kepada aam,,aku berniat meminta nomor gadis lady rose itu padanya,,dan untungnya aam bersedia memberikanya,,

Tanpa banyak pertimbangan langsung saja aku mengirim sms ke gadis itu,,semenit berjalan namun belum juga kudapati balasan darinya,,,malam itu aku menunggu dengan risau,,
Sampai akhirnya ponselku berdenting,,dilayar ponsel yang buram dan sempit ini sebuah kalimat singkat yang cukup menyiksa batin gadis itu layangkan,,
“siapa..?!!!”   
Begitulah balasanya,,aih,,,,kelihatanya gadis ini sangat cuek,,,atau mungkin dia hanya bersikap protektif,,aku tak mengerti,,tapi yang jelas kata pendek itu cukup memukul turun nyaliku,,,
Kulanjutkan dengan kubalas bahwa aku adalah orang yang mengajarinya tadi di lab,,
aku menunggu lagi balasanya,,,masih dengan sensasi risau yang sama.
Ponsel berdenting,,,sebuah pesan kubuka dengan cemas,,,
“owwh,,,makasii ya yang tadi”
Berkali aku keluar kamar dan menuju kamar mandi demi menenangkan perasaanku dengan menyiram mukaku dengan air.
Kulanjutkan dengan menanyakan namanya,,,,
Dan kurasa ini adalah puncak dari seluruh perasaan sinting yang melandaku sejak tadi,,,ketika kubaca sebuah balasan darinya yang berbunyi
“Aku Erwin”
Ah,,,,,aku seperti tersengat petir bervoltase super tinggi,,aku mati seperti dikutuk pastu,,,,tanganku gemetar,,,badanku kaku seperti kayu,,
Aku merasakan dua sensasi perasaan yang berbeda,,,yakni antara perasaan senang dan ketidaksanggupan,,,,ketidaksanggupan menahan reaksi tubuh yang berlebihan akibat emosi yang hilang kendali,,,
Aku bergumam dalam hati,,ya tuhan,,,,,diakah erwin yang selama ini kunanti,,,,,ternyata gadis lady rose yang kuajari tadi adalah seseorang yang selama ini kucari….
Aku mulai bingung,,,,aku bingung apa kalimat yang tepat untuk membalas sms ini, saking gugupnya aku sampai ketiduran malam itu,,
Sampai kini aku mengutuki diriku sendiri kenapa aku tidak bisa memanfaatkan kesempatan baik pada malam itu,,,,,dan ketika adzan subuh telah singgah di hatiku yang keruh,,,aku bangun dengan penuh rasa sesal. Selepas menunaikan sholat subuh kusambung lagi percakapanku denganya via sms yang semalam sempat tertunda,,dan subuh itu indah sekali,,,seperti tak ada lagi subuh semacam ini seumur hidupku.

UKK
Waktu ukk akhirnya tiba, menurut jadwal yang ditempel oleh dewan guru  di mading kemarin, UKK akan dilaksanakan mulai esok hari. Pelaksanaan dibagi menjadi dua gelombang perharinya,,  
perasaanku mulai bercampur aduk tak menentu,,kepalaku penuh dengan materi dan semua perihal mengenai UKK hari itu. Tapi masih saja ku sempat memikirkan nasib erwin, pagi ini seperti biasa, aku meraih ponsel dan mengirim pesan singkat ke erwin, aku berniat menanyakan apakah dia sudah siap dengan UKK esok hari. 

Namun rupanya balasan yang kunanti cukup mengejutkan, dia bilang sedang ada masalah dengan anak asrama. Katanya dia udah nggak betah tinggal diasrama,,,dia ingin pulang,,,seseorang dari penghuni asrama mungkin merasa tidak berkenan dengan kehadiran mereka,,,sehingga orang itu mengganggunya. Aku tak lagi banyak pikir…cepat cepat kumandi dan bergegas menemuinya,,,menurut berita darinya..saat ini semua anak madiun sedang berkumpul di makam mbah sayyid sulaiman yang lokasinya berada tepat di belakang sekolah..
Ketika aku menghampirinya,,dia sudah menelungkup diatas kedua lututnya,,kepalanya terkulai dan pipinya basah…kedua bola mata yang biasanya indah itupun kini menjadi sembab dan sekeruh langit senja.

Aku tak tega melihatnya seperti itu. Tak akan pernah kubiarkan airmatanya itu menetes lagi…karena setiap butir airmatanya itu seperti pedang yang merobek jendela sanubariku.
Sejujurnya aku ingin duduk disampingnya waktu itu…aku ingin menghiburnya..aku ingin merekahkan lagi senyumnya….sehingga hilang seraut paras yang tengah murung itu.
Tapi ternyata tak semudah itu kakiku kuajak menghampirinya, aku tetap bagus yang pengecut…sempat aku ingin menampar mukaku sendiri karena aku merasa aku tak berguna disaat saat seperti ini…..saat dimana dia butuh seoarang yang dapat mendamaikan resahnya….seseorang yang dapat menghapus peluh dipipinya,,,,seseorang yang bisa menegarkan hatinya…tapi nyatanya aku hanya tak lebih dari seorang pecundang yang tidak berguna.
Aku malah berbelok menuju Aam dan teman temanya..belakangan aku mengerti…jika kejadian waktu itu ketika mereka berdebat selepas belajar di lab ternyata mereka tengah memperdebatkan masalah sikap yang kurang menyenangkan dari para penghuni asrama. Hari ini adalah puncaknya. Yang paling mengenaskan adalah nasib erwin dan temanya, mereka sering sekali kena sindir. Itu sebabnya sejak tadi erwin_lah yang memaksa ingin pulang.
Akhirnya di sebuah mushola kecil kami berunding dengan mereka…syukurlah teman temanku juga terlihat antusias dan peduli dengan mereka. Banyak dari temanku yang memberi saran agar mereka tinggal saja dirumah mereka…atau tinggal di rumah kos…
Setelah beberapa menit kita berunding..akhirnya mereka mengambil keputusan untuk tetap tinggal di asrama setelah erwin pulih dan berhasil dibujuk teman temanya untuk tetap tinggal diasrama.

Pelaksanaan UKK

Aku bersyukur sekali karena waktu itu ujian praktekku berjalan dengan mulus..dan sekarang adalah waktu bagi erwin untuk berjuang. Aku menatapnya cemas sewaktu ia memasuki ruang ujian…aku hinggap di tepi lubang pintu, mengawasinya dari jauh.

Dan tragedipun terjadi…..erwin sudah berganti komputer sampai tiga kali tapi semua komputer itu masih saja mengalami kendala, aku memberanikan diri untuk menyelinap masuk. Aku takut dia putus asa, tetapi ketakutanku itu akhirnya sirna setelah aku melihat tampilan progres penginstalan muncul di layar monitornya. Aku merasa nanggung jika harus kembali keluar ruangan, akhirnya aku berdiri disampingnya, mencoba menuntunnya langkah demi langkah. Kulirik pandangan pengawas mulai sinis. Ia menegurku agar aku keluar ruangan,,sebab kehadiranku sudah jelas sebuah pelanggaran,
Untung saja sebelum aku pergi erwin sudah selesai dengan settinganya. Dan disitu aku merasa bangga sekaligus gembira karena orang yang paling istimewa dalam hidupku itu lulus. Setidanya perbuatan curangku ini membuatku merasa berguna dimatanya.

Selama beberapa hari ini aku semakin dekat denganya,,,kalau biasanya ponsel kuangkat ketika ingin membuat janji ngopi dengan teman teman saja,,,kali ini ponselku seperti benda suci yang harus kubawa kemana mana,,erwin benar benar sosok yang menarik, dia mampu mengubah ponsel nokia butut ini menjadi mesin kejutan,  meskipun hampir setiap hari aku berkirim pesan denganya,,tetapi dia masih saja cuek…. Rasanya mungkin aku berhak memberinya gelar ratu cuek. Namun meskipun demikian terkadang pada saat yang tidak kuduga dia berubah drastis menjadi gadis manis yang lucu. Sejujurnya dia memang gadis yang perhatian, baik, kalem, lembut dan gemesin.

Kalau bicara soal gemesin,,,dulu aku pernah meminta sesuatu padanya,,yaitu ketika dia balik kesini lagi untuk melaksanakanUAN, aku ingin mencubit pipinya yang bikin gemes itu,,,dia Cuma bilang duapuluh enam hari lagi dia akan kesini lagi,,dan dalam waktu dua puluh enam hari itu aku menunggu dengan penuh harap. 

Namun,,memang didalam sebuah penantian terkadang kita harus menelan pil pahit, kita terkadang dipaksa merasakan kekecewaan atas apa yang kita tunggu…dua puluh tiga hari sejauh ini aku telah dibuai dengan perasaan berlebihan atas sebuah penantian yang begitu kuharapkan buahnya.
Dan nyatanya tinggal beberapa hari lagi menjelang aku mendapat kesempatan mencubit pipinya sesuai janji,,malah kulihat dia mulai berubah…dia begitu saja melupakan janji janji kami yang pernah kami bangun bersama…

Aku tak mengerti apa yang terjadi padanya. Sejak saat itu banyak masalah bermunculan diantara kita, bahkan hingga kini aku belum siap kehilanganya. Melepasnya sama seperti perasaan seorang ibu mengantar anaknya ke medan ranjau. Tetapi mungkin manusia memang harus patuh atas suratan yang telah digariskan oleh yang mahakuasa pada setiap tanganya. Kita dipertemukan secara indah oleh takdir,,,dan harus dipisahkan secara menyakitkan pula oleh takdir. Menyedihkan.
Hatiku semakin perih ketika aku sadar esok hari dia akan pulang ke ranah madiun,,,tempat yang jauh dari pandangan itu…aku berusaha semampuku agar dia lebih lama lagi disini..
Entah mengapa malam itu dia mangajakku bertemu,,aku memberanikan diri menemuinya,,, Bulan malam itu bulat sayu. Jingga merona diawang awang. ribuan Bintang- gemintang berkelip kelip mesra penuh tanda Tanya.

rupanya dia sudah menunggu sewaktu aku tiba,,aku ingat sekali ketika aku menatap jernih dua bola matanya,,ketika aku melihat lekuk senyumnya yang mendamaikan,,setidaknya aku bisa menatap matanya, menatap parasnya, bibirnya,,senyumnya untuk yang terakhir kali.
Dan malam ini, ketika kutulis satu bait terakhir dari tragedi ini  hatiku berderu lirih,, terbersit sebuah angan andai aku bisa memerangkap kenangan kita dalam setoples kaca. Aku akan melakukanya dan mempersembahkan himpunan  senyum, tangis, tawa dan janji janji kita untukmu…

E      P      A,,,,,,,, Bola matamu yang begitu tulus dan jujur menjebakku dalam sebuah perasaan yang unik, perasaan yang membuat mengingat kamu begitu menyejukan bagiku dan Disini aku akan tempatkan di pembaringan terakhirku, aku sudah tak ingin menjadi makhluk kosong, makhluk yang didalam hatinya tidak ada seseorang untuk dinantikan, aku rela menderita asal aku bersamamu, aku mungkin rela jika Mataku harus menatapmu untuk terakhir kali. Lenganku, akan memelukmu tuk terakhir kali. Namun ketika ragaku sudah menjadi abu dan ruh ku kekal dalam nirwana aku masih bisa melihat bibirmu,,pintu nafasmu itu tertutup oleh ciuman tanpa batas dari orang yang begitu kamu cintai. Aku tak bisa lagi membayangkan betapa hebatnya luka yang akan kutanggung, tapi bagaimanapun aku adalah cahaya yang akan melindungimu aku akan ada untuk membuatmu hidup, seperti lilin dengan apinya, aku akan rela habis demi terangmu, karena saat ini bersamamu adalah alasan kenapa aku berdiri disini,
Aku ingin sekali menceritakan semua tentang kita pada sekawanan perdasi murung yang mengurung ketika langit telah mendung.

Aku ingin cerita banyak tentang perasaanku yang terpendam didasar hati yang paling dasar, yang hampir mati berkas cahanya, dan hampir hilang kehangatanya.
Dan dengan rasa yang terkubur ini jariku menari diatas enam untai senar logam…ya…hanya gitar dan suara yang menghidupkanya lagi setiap saat. suaraku mendesahkan kegelisahan yang hadir pada setiap celah ruang hatiku…menyuarakan kerinduanku atas hadirmu.
Di januari yang basah ini aku sering duduk dan memeluk gitar..ketika hujan baru saja turun kutatap nanar keluar jendela dan kudapati langit telah berhias diri,, terbias selengkung pelangi diangkasa yang muram. Dari satu titik ujung yang ghaib menuju satu titik yang lain. Merah jingga sampai ungu terjajar dalam gradasi yang sempurna.lebih indah daripada bintang gemintang dan purnama. Itu bukan apa apa….hanya sebuah reaksi alamiah fenomena alam..tapi senyummu itu..lekuk sederhana yang tersungging diatas raut wajahmu yang bersih adalah segalanya bagiku.
Tanpa cinta dunia ini hanya seperti dimensi hitam putih. Segala sesuatunya hambar melarat rasa.  Hati akan beku dan keras. Tak sekalipun bergetar atau berdengung. Cinta bukan sesuatu seperti rumus perhitungan matematika. Tidak bisa dirumuskan secara pasti melewati operasional hukum jumlah bagi dan kali. Terkadang pula kehadiran Cinta itu tak masuk akal. Seperti cintaku ini.
tatapan teduhmu berhasil menggemakan seluruh isi dadaku di bulan panas dan kemarau waktu itu, dan aku ingin kamu tau bahwa sampai dibulan yang basah dan segar ini aku masih menanti.

~Tamat~

0 Response to "23 - Juni"

Post a Comment