Raja siang terlihat
melingkar garang diangkasa, bola api itu menyala dengan congkak, berwarna
kuning silau memancarkan milyaran lidah api yang menjilat jilat, dan cahanya
yang telah menempuh jarak jutaan tahun cahaya telah menerobos mendidihkan seisi
jagad, sementara diatas sana tampak gumpalan awan sang pasukan putih seperti
puluhan ekor biri biri berarak menuruti arah tendangan angin, disisi lain sang
bayu berhembus syahdu, menelisik tiap ranting ranting kering yang telah rapuh,
sehingga menghasilkan suara siulan yang haru,
Pandanganku
lekat pada pohon Muntingia calabura depan teras sekolah. bergoyang lunglai
menyedihkan, sama halnya dengan nasib pohon mangga dan pohon palm disampingnya,
mereka serempak melambai lambai seakan ingin menyerah atas kejamnya sinar
matahari yang bukan main panasnya pada siang itu, dan disini aku terkulai
di salah satu bangku dalam kelasku, aku sandarkan kepalaku diatas lipatan
tanganku yang bertumpu diatas meja.
siang ini benar benar
panas, meruntuhkan sisa semangatku, membuat seisi kelas TKJ ini meradang.
sekarang saatnya pergantian jam pelajaran, pelajaran yang membosankan seperti
biasanya.
tapi tiba tiba saja lewat
jendela aku melihat mobil kijang dengan warna cat hitam meluncur licin masuk
kelapangan sekolah, debu kering semburat berterbangan di udara, sampai membuat
udara sekitar keruh menyelemuti mobil tua itu, lalu perlahan udara bercampur
debu itu surut, diikuti dengan pintu mobil yang mulai terbuka, terlihat
sekelompok anak menuruni mobil itu dengan lelah, sepertinya mereka baru saja
menempuh jarak yang lumayan jauh, tapi aneh,,seragam mereka hampir mirip dengan
seragam SMK ku, hari ini adalah hari
rabu, merupakan hari dimana seragam khas sekolahku di kenakan, sebuah seragam
dengan atasan berwarna hijau dengan motif kotak kotak putih kekuningan, kemudian
segerombolan bocah-bocah itu mendekati kelas kami, di belakangnya tampak seorang
laki laki jangkung berkulit putih yang tampan, dinilai dari penampilanya sudah
bisa kupastikan dia adalah guru dari segerombolan anak itu,setiba di depan
kelas dengan lancang nya mereka membuka pintu kelasku.
Dengan cengar cengir
guru muda itu berdiri, pria muda itu mungkin agak terkesan dengan sekumpulan
orang udik seperti kami. Dia memang pria muda yang tampan. Ia terlihat kalem
dengan setelan kemeja hitam yang dia pakai, kumis dan janggutnya tipis dan
dipangkas rapi, bisa kupastikan dia masih berusia antara dua lima_an. Sejurus
dia tersenyum simpul dan menebar pandangan ke arah kanan dan ke kiri, aku tetap
tidak mengerti siapa dan apa tujuan mereka kemari, aku memandang orang itu
dengan malas sambil mengaduk rambutku. beberapa murid itu kemudian masuk kelas.
Murid murid itu masuk
kelas dengan teratur, kemudian berjajar membentuk barisan yang rapi, suasana
kelas mulai gaduh, kawan kawanku yang terbiasa dengan adat istiadat pasar ayam
berteriak teriak menggoda murid murid itu. Aku semakin jengkel karena aku harus
lebih menajamkan telingaku demi mendengar pidato pak guru itu karena suaranya
terdengar timbul tenggelam ketika dia memperkenalkan namanya dan nama sepuluh
anak yang dibawanya. Sebelumnya ia menjelaskan Rupanya mereka ini adalah murid
murid dari sekolah SMK cabang dari SMK kami yang ada di madiun. Maksud mereka
kemari adalah sekedar ingin memperkenalkan diri dan mengumumkan jika mereka
adalah bagian dari kami, dan nanti sewaktu UAN berlangsung, mereka akan
melaksanakanya disini bersama kami. Karena keadaan yang semakin gaduh aku jadi
enggan untuk lanjut menyimak nama nama mereka ketika disebutkan persatu, aku
kembali tenggelam dalam lipatan tanganku.
Dan lucunya Aku hanya
mengingat satu nama dari sepersekian anak yang dikenalkan. Satu nama yang
sangat membekas dalam ingatan dan hatiku, karena disiang yang panas dan berisik
itu, sebuah sinar jernih dari mata salah seorang gadis diantara mereka telah
berhasil menerobos dinding hatiku yang telah lama kosong.
Waktu itu samar-samar aku mendengar nama Erwin,,Erwin
puji astuti tepatnya. awalnya aku kira dia seorang anak laki laki,,tapi
ternyata, dia adalah seorang gadis, dari jauh aku mengamati gadis itu,,rupanya
dia seorang gadis manis bertubuh mungil, gadis itu menunduk malu ketika namanya
disebutkan. Aku geli melihatnya membuang pandangan kesamping menundukan kepala
dan menggerak gerakan kakinya, sementara jemarinya meremas remas. dia gadis
yang lucu. Tingkahnya sangat lugu. Entah mengapa aku mulai
suka mengamati wajah gadis itu, gadis itu tetap menunduk sambil menggigit
bibirnya sendiri, aku sempat mendapati sebuah tai lalat dipipi kirinya,,hanya
itu yang mampu kurekam dalam ingatan.
Setelah kesepuluh murid
itu selesai diperkenalkan, sekarang giliran kami yang memperkenalkan diri, guru
muda itu menyuruh menyebut nama kami masing masing secera berurutan mulai dari
bangku depan yang paling ujung. Aku mulai didera rasa bingung, aku sempat
membuat komitmen dengan diriku sendiri, jika aku tidak ingin gadis lucu itu tau
nama asliku terlebih dahulu. Aku hanya belum siap.
aku berpikir keras,,aku memilih penggalan nama
dari bagian nama lengkapku,,,dalam waktu yang kritis itu aku telah menyiapkan
nama agus,,iman dan syah,,,,
Saking bingungnya
aku,,,aku tidak tau jika ketika itu sudah giliran bagiku menyebutkan nama,,aku
menunduk kebingungan seakan tuli dan hilang kesadaran,,,,tapi kemudian sebuah
pukulan lirih dibahu segera menyadarkanku, dengan terbata aku berkata
“,sss
syah,,,,syah,,, ,,syahroni,,,,saya syahroni pak..!!,”
Sebetulnya tadi ketika aku tertunduk aku mulai
teringat dengan nama salah seorang kawan sekelasku, dia syahroni namanya, dia
adalah laki laki hitam bertubuh dempal,,namun sangat pendiam, dia laki laki
yang unik, dia takut berhadapan dengan wanita,
Syahroni hanya bisa
melirik dan tersenyum kepadaku, merasa dirinya hanya bisa pasrah menjadi korban
dari keusilanku.
Berselang satu jam pak
guru muda itu bersosialisasi dengan kami dan sekarang tiba bagi mereka untuk
berpamitan, dalam hati aku berkata, kenapa dia terlalu cepat kembali ke
madiun,,kenapa kedamaiaan yang tengah kudapat terasa amat singkat kurasakan.
Terbersit keinginan untuk mencegahnya pulang tapi percuma, mereka mulai
mengucapkan salam dan berjalan keluar kelas, lewat kaca jendela kelas yang
buram karena debu aku melihat gadis lucu itu berjalan menjauhi kelas dan
langsung masuk ke dalam mobil hitam itu lagi. deru mesin terdengar,,,asap hitam
berterbangan,,dan mereka beranjak pergi. Siang yang panas itu ditutup dengan
rasa sesak didalam hati.
Aku berharap akan
bertemu dengan gadis lucu itu lagi sewaktu ujian kopetensi keahlian. Tapi aku
mulai resah,,karena ujian itu masih lama, hanya dengan modal keyakinan dan
rindu yang mendendam,aku menanti saat itu dengan perasaan cemas.
Hari demi hari berganti,,,waktu yang kunanti selama ini
akhirnya tiba juga, ujian kopetensi keahlian (UKK) rencananya akan dilaksanakan
tiga hari lagi, hari ini jumat dan UKK nya akan dilaksanakan hari senin. Aku
mulai sibuk belajar mengenai pembahasan UKK, aku sempat mendengar berita dari
anak asrama jika malam ini anak anak madiun dulu akan bertandang lagi kemari.
Mereka akan menetap di asrama selama beberapa minggu. Aku cukup lega mendengar
kabar baik itu. Aku yakin aku akan bertemu dengan erwin si gadis lucu yang
selama ini kunanti, tapi rupanya sial,,,aku sama sekali lupa dengan wajahnya,
aku hanya ingat tai lalat itu, aku hanya ingat namanya tapi lupa akan parasnya
yang cantik nan rupawan itu.
Pada hari kedua mereka
disini,,aku sepakat dengan semua teman sekelasku bahwa kita dan mereka harus
bisa menjadi satu,,dan demi mewujudkanya,,malam itu kita mengadakan belajar
bersama di lab komputer,,izin dan wewenang lab itu telah diberikan penuh kepada
kami demi kelancaran UKK kami.
Aku berharap dengan
belajar bersama ini aku bisa lebih mudah menemukan nama erwin, meskipun aku
lupa wajahnya, namun setidaknya aku masih mengingat namanya.
Waktu itu kita telah
mengatur metode belajar kami, bahwa kami akan di mix dengan anak madiun dan
mojokerto yang barusaja menyatakan diri untuk ikut bergabung juga dengan
sekolah kami.
Kebetulan waktu itu aku
mendapat pasangan dua orang perempuan dari madiun,,,hampir saja aku tidak bisa
mengerem lidahku untuk menanyakan dimana gadis dengan nama erwin kepada kedua
gadis itu,,untung saja nyaliku tumpul duluan.
Aku mengajari mereka
langkah demi langkah dalam menginstal sistem operasi berbasis linux untuk keperluan
setting proxy server,,karena sebelumnya aku sudah menguasainya,,
Aku mulai di dera rasa
bosan,,jam dinding yang tergantung di dinding kusam lab ini menunjukan pukul
sembilan,,,mataku mulai terasa berat,,sementara dua gadis ini masih sibuk
dengan settinganya,,aku menghibur diri dengan menancapkan flashdisk. aku
berniat memutar koleksi lagu lagu dari band rock superman is dead,,waktu itu
aku memilih tembang yang berjudul jadilah legenda dari album sunset ditanah
anarki. Aku hafal semua judul dan album band SID karena sejujurnya aku adalah
salah seorang fansbase mereka, mereka menyebut kami OUTSIDER,,,,
Ketika musik telah
berputar aku tak sanggup menahan mulutku untuk ikut bernyanyi,,aku bernyanyi
sangat lirih agar dua gadis sebelahku tidak merasa terganggu,,tetapi
anehnya,,malah salah seorang dari gadis ini juga ikut bernyanyi bersamaku,,dia
ini mungkin seorang ladyrose pikirku,,,ladyrose adalah sebutan fansbase SID perempuan.
Aku merasa senang
sekaligus bangga ada seorang ladyrose duduk disampingku. Rasanya ingin sekali
aku mengenalnya lebih jauh. Karena aku mulai tau dia suka band SID aku
memutarkanya sebuah lagu romantis yang diciptakan khusus untuk para lady rose,
lagu ini dibawakan secara akustik oleh drumer SID bernama jerinx,,dengan judul lady rose dan malam itu seperti terasa
aroma romansa yang kental ketika lagu itu berputar.
Pada saat akan pulang
aku menghampiri kawan kwan baruku dari madiun,,diantaranya ada aam, veri, heru,
udin, dan amad,,,ketika kuhampiri mereka sedang memperdebatkan sesuatu,,tampak
jelas wajah aam yang tegang,,aku tak mengerti apa yang tengah menimpa
mereka,,tapi sejurus aam menepuk pundak teman temanya dan merekahkan senyum
ketika menyadari aku mendekati mereka,
Kami ngobrol ngobrol
sambil bercanda waktu itu,,karena waktu sudah sangat larut aku minta diri
kepada mereka, tak lupa aku meminta semua nomor mereka,,,barangkali ada yang
penting pikirku,,
Sepulang dari lab,,aku
membanting diri dikasur,,,punggungku rasanya mau patah,,,rasa lelah yang
memberatkan persendian agaknya mulai berkurang,,
Hmmm,,,rasanya aku
masih penasaran dengan gadis lady rose tadi,,,kuraih ponselku dan segera
mengirim pesan kepada aam,,aku berniat meminta nomor gadis lady rose itu
padanya,,dan untungnya aam bersedia memberikanya,,
Tanpa banyak pertimbangan
langsung saja aku mengirim sms ke gadis itu,,semenit berjalan namun belum juga
kudapati balasan darinya,,,malam itu aku menunggu dengan risau,,
Sampai akhirnya
ponselku berdenting,,dilayar ponsel yang buram dan sempit ini sebuah kalimat
singkat yang cukup menyiksa batin gadis itu layangkan,,
“siapa..?!!!”
Begitulah
balasanya,,aih,,,,kelihatanya gadis ini sangat cuek,,,atau mungkin dia hanya
bersikap protektif,,aku tak mengerti,,tapi yang jelas kata pendek itu cukup
memukul turun nyaliku,,,
Kulanjutkan dengan
kubalas bahwa aku adalah orang yang mengajarinya tadi di lab,,
aku menunggu lagi
balasanya,,,masih dengan sensasi risau yang sama.
Ponsel
berdenting,,,sebuah pesan kubuka dengan cemas,,,
“owwh,,,makasii
ya yang tadi”
Berkali aku keluar kamar
dan menuju kamar mandi demi menenangkan perasaanku dengan menyiram mukaku
dengan air.
Kulanjutkan dengan
menanyakan namanya,,,,
Dan kurasa ini adalah
puncak dari seluruh perasaan sinting yang melandaku sejak tadi,,,ketika kubaca
sebuah balasan darinya yang berbunyi
“Aku
Erwin”
Ah,,,,,aku seperti
tersengat petir bervoltase super tinggi,,aku mati seperti dikutuk
pastu,,,,tanganku gemetar,,,badanku kaku seperti kayu,,
Aku merasakan dua
sensasi perasaan yang berbeda,,,yakni antara perasaan senang dan ketidaksanggupan,,,,ketidaksanggupan
menahan reaksi tubuh yang berlebihan akibat emosi yang hilang kendali,,,
Aku bergumam dalam
hati,,ya tuhan,,,,,diakah erwin yang selama ini kunanti,,,,,ternyata gadis lady
rose yang kuajari tadi adalah seseorang yang selama ini kucari….
Aku mulai
bingung,,,,aku bingung apa kalimat yang tepat untuk membalas sms ini, saking
gugupnya aku sampai ketiduran malam itu,,
Sampai kini aku
mengutuki diriku sendiri kenapa aku tidak bisa memanfaatkan kesempatan baik
pada malam itu,,,,,dan ketika adzan subuh telah singgah di hatiku yang
keruh,,,aku bangun dengan penuh rasa sesal. Selepas menunaikan sholat subuh
kusambung lagi percakapanku denganya via sms yang semalam sempat tertunda,,dan
subuh itu indah sekali,,,seperti tak ada lagi subuh semacam ini seumur hidupku.
UKK
Waktu ukk akhirnya
tiba, menurut jadwal yang ditempel oleh dewan guru di mading kemarin, UKK akan dilaksanakan
mulai esok hari. Pelaksanaan dibagi menjadi dua gelombang perharinya,,
perasaanku mulai
bercampur aduk tak menentu,,kepalaku penuh dengan materi dan semua perihal
mengenai UKK hari itu. Tapi masih saja ku sempat memikirkan nasib erwin, pagi
ini seperti biasa, aku meraih ponsel dan mengirim pesan singkat ke erwin, aku
berniat menanyakan apakah dia sudah siap dengan UKK esok hari.
Namun rupanya balasan
yang kunanti cukup mengejutkan, dia bilang sedang ada masalah dengan anak
asrama. Katanya dia udah nggak betah tinggal diasrama,,,dia ingin pulang,,,seseorang
dari penghuni asrama mungkin merasa tidak berkenan dengan kehadiran
mereka,,,sehingga orang itu mengganggunya. Aku tak lagi banyak pikir…cepat
cepat kumandi dan bergegas menemuinya,,,menurut berita darinya..saat ini semua
anak madiun sedang berkumpul di makam mbah sayyid sulaiman yang lokasinya
berada tepat di belakang sekolah..
Ketika aku
menghampirinya,,dia sudah menelungkup diatas kedua lututnya,,kepalanya terkulai
dan pipinya basah…kedua bola mata yang biasanya indah itupun kini menjadi
sembab dan sekeruh langit senja.
Aku tak tega melihatnya
seperti itu. Tak akan pernah kubiarkan airmatanya itu menetes lagi…karena
setiap butir airmatanya itu seperti pedang yang merobek jendela sanubariku.
Sejujurnya aku ingin
duduk disampingnya waktu itu…aku ingin menghiburnya..aku ingin merekahkan lagi
senyumnya….sehingga hilang seraut paras yang tengah murung itu.
Tapi ternyata tak
semudah itu kakiku kuajak menghampirinya, aku tetap bagus yang pengecut…sempat
aku ingin menampar mukaku sendiri karena aku merasa aku tak berguna disaat saat
seperti ini…..saat dimana dia butuh seoarang yang dapat mendamaikan
resahnya….seseorang yang dapat menghapus peluh dipipinya,,,,seseorang yang bisa
menegarkan hatinya…tapi nyatanya aku hanya tak lebih dari seorang pecundang
yang tidak berguna.
Aku malah berbelok
menuju Aam dan teman temanya..belakangan aku mengerti…jika kejadian waktu itu
ketika mereka berdebat selepas belajar di lab ternyata mereka tengah
memperdebatkan masalah sikap yang kurang menyenangkan dari para penghuni
asrama. Hari ini adalah puncaknya. Yang paling mengenaskan adalah nasib erwin
dan temanya, mereka sering sekali kena sindir. Itu sebabnya sejak tadi
erwin_lah yang memaksa ingin pulang.
Akhirnya di sebuah
mushola kecil kami berunding dengan mereka…syukurlah teman temanku juga
terlihat antusias dan peduli dengan mereka. Banyak dari temanku yang memberi
saran agar mereka tinggal saja dirumah mereka…atau tinggal di rumah kos…
Setelah beberapa menit
kita berunding..akhirnya mereka mengambil keputusan untuk tetap tinggal di asrama
setelah erwin pulih dan berhasil dibujuk teman temanya untuk tetap tinggal
diasrama.
Pelaksanaan UKK
Aku bersyukur sekali
karena waktu itu ujian praktekku berjalan dengan mulus..dan sekarang adalah
waktu bagi erwin untuk berjuang. Aku menatapnya cemas sewaktu ia memasuki ruang
ujian…aku hinggap di tepi lubang pintu, mengawasinya dari jauh.
Dan tragedipun
terjadi…..erwin sudah berganti komputer sampai tiga kali tapi semua komputer
itu masih saja mengalami kendala, aku memberanikan diri untuk menyelinap masuk.
Aku takut dia putus asa, tetapi ketakutanku itu akhirnya sirna setelah aku
melihat tampilan progres penginstalan muncul di layar monitornya. Aku merasa nanggung jika harus kembali keluar
ruangan, akhirnya aku berdiri disampingnya, mencoba menuntunnya langkah demi
langkah. Kulirik pandangan pengawas mulai sinis. Ia menegurku agar aku keluar
ruangan,,sebab kehadiranku sudah jelas sebuah pelanggaran,
Untung saja sebelum aku
pergi erwin sudah selesai dengan settinganya. Dan disitu aku merasa bangga
sekaligus gembira karena orang yang paling istimewa dalam hidupku itu lulus.
Setidanya perbuatan curangku ini membuatku merasa berguna dimatanya.
Selama beberapa hari
ini aku semakin dekat denganya,,,kalau biasanya ponsel kuangkat ketika ingin
membuat janji ngopi dengan teman teman saja,,,kali ini ponselku seperti benda
suci yang harus kubawa kemana mana,,erwin benar benar sosok yang menarik, dia
mampu mengubah ponsel nokia butut ini menjadi mesin kejutan, meskipun hampir setiap hari aku berkirim
pesan denganya,,tetapi dia masih saja cuek…. Rasanya mungkin aku berhak
memberinya gelar ratu cuek. Namun meskipun demikian terkadang pada saat yang
tidak kuduga dia berubah drastis menjadi gadis manis yang lucu. Sejujurnya dia
memang gadis yang perhatian, baik, kalem, lembut dan gemesin.
Kalau bicara soal
gemesin,,,dulu aku pernah meminta sesuatu padanya,,yaitu ketika dia balik
kesini lagi untuk melaksanakanUAN, aku ingin mencubit pipinya yang bikin gemes
itu,,,dia Cuma bilang duapuluh enam hari lagi dia akan kesini lagi,,dan dalam
waktu dua puluh enam hari itu aku menunggu dengan penuh harap.
Namun,,memang didalam
sebuah penantian terkadang kita harus menelan pil pahit, kita terkadang dipaksa
merasakan kekecewaan atas apa yang kita tunggu…dua puluh tiga hari sejauh ini
aku telah dibuai dengan perasaan berlebihan atas sebuah penantian yang begitu
kuharapkan buahnya.
Dan nyatanya tinggal
beberapa hari lagi menjelang aku mendapat kesempatan mencubit pipinya sesuai
janji,,malah kulihat dia mulai berubah…dia begitu saja melupakan janji janji
kami yang pernah kami bangun bersama…
Aku tak mengerti apa
yang terjadi padanya. Sejak saat itu banyak masalah bermunculan diantara kita,
bahkan hingga kini aku belum siap kehilanganya. Melepasnya sama seperti
perasaan seorang ibu mengantar anaknya ke medan ranjau. Tetapi mungkin manusia
memang harus patuh atas suratan yang telah digariskan oleh yang mahakuasa pada
setiap tanganya. Kita dipertemukan secara indah oleh takdir,,,dan harus
dipisahkan secara menyakitkan pula oleh takdir. Menyedihkan.
Hatiku semakin perih
ketika aku sadar esok hari dia akan pulang ke ranah madiun,,,tempat yang jauh
dari pandangan itu…aku berusaha semampuku agar dia lebih lama lagi disini..
Entah mengapa malam itu
dia mangajakku bertemu,,aku memberanikan diri menemuinya,,, Bulan malam itu
bulat sayu. Jingga merona diawang awang. ribuan Bintang- gemintang berkelip
kelip mesra penuh tanda Tanya.
rupanya dia sudah
menunggu sewaktu aku tiba,,aku ingat sekali ketika aku menatap jernih dua bola
matanya,,ketika aku melihat lekuk senyumnya yang mendamaikan,,setidaknya aku
bisa menatap matanya, menatap parasnya, bibirnya,,senyumnya untuk yang terakhir
kali.
Dan malam ini, ketika
kutulis satu bait terakhir dari tragedi ini
hatiku berderu lirih,, terbersit sebuah angan andai aku bisa memerangkap
kenangan kita dalam setoples kaca. Aku akan melakukanya dan mempersembahkan
himpunan senyum, tangis, tawa dan janji
janji kita untukmu…
E
P A,,,,,,,, Bola matamu yang begitu tulus dan jujur menjebakku dalam
sebuah perasaan yang unik, perasaan yang membuat mengingat kamu begitu
menyejukan bagiku dan Disini aku akan tempatkan di pembaringan terakhirku, aku
sudah tak ingin menjadi makhluk kosong, makhluk yang didalam hatinya tidak ada
seseorang untuk dinantikan, aku rela menderita asal aku bersamamu, aku mungkin
rela jika Mataku harus menatapmu untuk terakhir kali. Lenganku, akan memelukmu
tuk terakhir kali. Namun ketika ragaku sudah menjadi abu dan ruh ku kekal dalam
nirwana aku masih bisa melihat bibirmu,,pintu nafasmu itu tertutup oleh ciuman
tanpa batas dari orang yang begitu kamu cintai. Aku tak bisa lagi membayangkan
betapa hebatnya luka yang akan kutanggung, tapi bagaimanapun aku adalah cahaya
yang akan melindungimu aku akan ada untuk membuatmu hidup, seperti lilin dengan
apinya, aku akan rela habis demi terangmu, karena saat ini bersamamu adalah
alasan kenapa aku berdiri disini,
Aku ingin sekali
menceritakan semua tentang kita pada sekawanan perdasi murung yang mengurung
ketika langit telah mendung.
Aku ingin cerita banyak
tentang perasaanku yang terpendam didasar hati yang paling dasar, yang hampir
mati berkas cahanya, dan hampir hilang kehangatanya.
Dan dengan rasa yang
terkubur ini jariku menari diatas enam untai senar logam…ya…hanya gitar dan
suara yang menghidupkanya lagi setiap saat. suaraku mendesahkan kegelisahan yang
hadir pada setiap celah ruang hatiku…menyuarakan kerinduanku atas hadirmu.
Di januari yang basah
ini aku sering duduk dan memeluk gitar..ketika hujan baru saja turun kutatap
nanar keluar jendela dan kudapati langit telah berhias diri,, terbias
selengkung pelangi diangkasa yang muram. Dari satu titik ujung yang ghaib
menuju satu titik yang lain. Merah jingga sampai ungu terjajar dalam gradasi
yang sempurna.lebih indah daripada bintang gemintang dan purnama. Itu bukan apa
apa….hanya sebuah reaksi alamiah fenomena alam..tapi senyummu itu..lekuk
sederhana yang tersungging diatas raut wajahmu yang bersih adalah segalanya
bagiku.
Tanpa cinta dunia ini
hanya seperti dimensi hitam putih. Segala sesuatunya hambar melarat rasa. Hati akan beku dan keras. Tak sekalipun
bergetar atau berdengung. Cinta bukan sesuatu seperti rumus perhitungan
matematika. Tidak bisa dirumuskan secara pasti melewati operasional hukum
jumlah bagi dan kali. Terkadang pula kehadiran Cinta itu tak masuk akal.
Seperti cintaku ini.
tatapan teduhmu
berhasil menggemakan seluruh isi dadaku di bulan panas dan kemarau waktu itu,
dan aku ingin kamu tau bahwa sampai dibulan yang basah dan segar ini aku masih
menanti.
~Tamat~
0 Response to "23 - Juni"
Post a Comment